Elang Bondol
Tingkatan Taksonomi | Nama Ilmiah |
Kerajaan | Animalia |
Filum | Chordata |
Kelas | Aves |
Ordo | Accripitriformes |
Family | Accipitridae |
Genus | Haliastur |
Species | Haliastur indus |
Elang bondol (Haliastur indus) biasa ditemukan di rawa, hutan mangrove, muara sungai dan termasuk di rawa gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…. Elang bondol merupakan burung yang dilindungi undang-undang. Secara umum elang bondol (Haliastur indus) mempunyai karakteristik tubuh berwarna putih dan coklat pirang. Spesies ini termasuk elang yang berukuran sedang, dengan panjang tubuh sekitar 45 -50 cm, rentang sayap bisa mencapai 110 -125 cm, berat tubuh sekitar 320 -670 gram, serta panjang ekor berkisar 18 -22 cm. Pada individu dewasa kepala, leher dan dadanya memiliki bulu berwarna putih dan garis-garis kelabu. Bulu punggung, sayap, perut dan ekornya berwarna coklat kemerahan.
Sebaran dan Habitat
Elang bondol (Haliastur indus) memiliki sebaran geografis wilayah pesisir dan perairan tropis di Asia Selatan, Asia Tenggara, Indonesia, Papua Nugini, Australia, hingga Kepulauan Solomon. Spesies ini dikenal sebagai burung pemangsa yang sangat adaptif terhadap berbagai tipe habitat, terutama yang berdekatan dengan badan air. Habitat khasnya meliputi hutan mangrove, muara sungai, rawa gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…, danau besar, pesisir pantai, serta bahkan area urban seperti pelabuhan dan kawasan permukiman pesisir.
Di Indonesia, elang bondol umum dijumpai di wilayah pesisir Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua, termasuk di kawasan konservasi maupun daerah yang telah terfragmentasi. Kemampuannya untuk bertahan di lingkungan yang terdegradasi dan memanfaatkan sumber makanan dari aktivitas manusia menjadikannya salah satu raptor yang paling sering terlihat di lanskap pesisir tropis. Namun, meskipun populasinya masih tergolong stabil secara global, tekanan terhadap habitat pesisir dan pencemaran lingkungan tetap menjadi ancaman yang perlu diwaspadai.
Berikut beberapa lokasi potensial dan tercatat.
Lokasi | Jenis Gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut <[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah> Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany… | Catatan |
---|---|---|
Kepulauan Seribu, DKI Jakarta | Gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut <[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah> Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany… pesisir & mangrove | Elang bondol tercatat aktif berburu di pesisir dan rawa dangkal |
Kapuas Hulu, Kalimantan Barat | Rawa gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut <[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah> Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany… dan sungai | Populasi cukup melimpah, sering terlihat di sekitar sungai dan lahan basah |
Sangalaki, Kalimantan Timur | Gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut <[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah> Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany… pesisir | Terlibat dalam proyek konservasi, habitatnya mencakup rawa dan pantai |
Sumatera Selatanplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigSumatera Selatan Sumatera Selatan atau sering disebut sebagai Bumi Sriwijaya, memiliki Ibu Kota Provinsi Palembang yang juga dijuluki sebagai Venice of The East (Venesia dari timur) oleh bangsa Eropa merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang sudah ada sejak 1.335 tahun yang lalu. Dalam perjalanannya, Provinsi Sumatera Selatan saat ini tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur, terutama melalui perencanaan Kawasan Ekonomi Khusus Pelabuhan Tanjung Api-Api di & Riau pesisir | Gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut <[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah> Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany… transisi | Potensi habitat karena adanya estuari dan rawa terbuka |
Perilaku dan Pola Makan
Perilaku makannya adaptif sebagai pemangsa oportunistik dan pemulung. Spesies ini memanfaatkan berbagai sumber makanan yang tersedia di lingkungan pesisir dan rawa, termasuk ikan mati, kepiting, bangkai hewan, kelelawar, tikus, katak, dan serangga besar. Ia juga sering terlihat mengais sisa makanan di tempat pembuangan sampah atau pelabuhan, serta memanfaatkan limbah organik dari aktivitas manusia.
Dalam berburu, elang bondol kerap terbang melayang rendah di atas air atau daratan, mengamati mangsa dari ketinggian, lalu menyambar dengan cepat dari permukaan tanpa perlu mendarat. Cakarnya yang relatif lemah dibandingkan elang laut membuatnya lebih mengandalkan kecepatan dan ketepatan dalam menyambar mangsa kecil. Selain itu, elang bondol dikenal melakukan kleptoparasitisme, yaitu mencuri mangsa dari burung lain seperti camar atau elang laut perut-putih. Bahkan, ia tercatat memanfaatkan keberadaan lumba-lumba Irrawaddy yang menggiring ikan ke permukaan, lalu menyambar ikan yang terlepas dari kawanan tersebut..
Reproduksi dan Sarang
Elang bondol (Haliastur indus) merupakan burung pemangsa yang bersifat monogami, membentuk pasangan jangka panjang yang setia dan berbagi peran dalam membangun serta merawat sarang. Musim kawin spesies ini bervariasi tergantung wilayah geografis: di Asia Selatan berlangsung antara Desember hingga April, sedangkan di Australia umumnya terjadi dari April hingga Oktober.
Selama musim kawin, pasangan elang bondol akan membangun sarang besar dari ranting, daun, dan bahan vegetatif lainnya, yang biasanya ditempatkan di pohon tinggi dekat perairan seperti hutan mangrove, tepi danau, atau muara sungai. Sarang ini digunakan secara berulang dari tahun ke tahun, dan diperbaiki atau diperbesar setiap musim. Betina biasanya bertelur 2 hingga 3 butir, yang dierami selama 28–35 hari, dan anak-anak burung akan mulai belajar terbang pada usia 40–56 hari.
Pasangan elang bondol berbagi tugas secara aktif yaitu betina lebih banyak mengerami dan memberi makan anak, sementara jantan bertugas menjaga sarang dan membawa makanan. Pola ini konsisten dengan perilaku reproduksi elang bondol di wilayah lain seperti New South Wales dan Tamil Nadu, menunjukkan kestabilan perilaku kawin lintas populasi.
Status Konservasi dan Ancaman
Secara global, elang bondol (Haliastur indus) dikategorikan sebagai spesies dengan status Least Concern oleh IUCN karena memiliki sebaran yang sangat luas dan populasi global yang besar, diperkirakan lebih dari 100.000 individu dewasa. Namun, tren populasi secara keseluruhan menunjukkan penurunan, terutama di wilayah Asia Tenggara, termasuk Jawa dan beberapa bagian Indonesia, akibat tekanan antropogenik yang terus meningkat.
Ancaman utama terhadap elang bondol meliputi perusakan habitat pesisir, terutama hutan mangrove dan rawa gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…, yang menjadi lokasi penting untuk berburu dan bersarang. Konversi lahan untuk tambak, permukiman, dan infrastruktur pesisir telah menyebabkan hilangnya banyak habitat alami mereka.
Selain itu, penggunaan pestisida berlebihan di lahan pertanian dan perikanan turut berdampak negatif, baik secara langsung melalui keracunan maupun secara tidak langsung melalui penurunan jumlah mangsa seperti ikan dan serangga.
Perburuan dan pengambilan anakan untuk dijadikan hewan peliharaan atau dijual di pasar satwa ilegal juga menjadi ancaman serius, terutama di daerah dengan pengawasan konservasi yang lemah.
Di beberapa wilayah, elang bondol bahkan dianggap sebagai hama karena memangsa ikan di tambak, sehingga diburu oleh petambak. Selain itu, pencemaran perairan dan ancaman dari jaring ikan terutama jaring hantu (ghost nets) dapat menyebabkan cedera atau kematian akibat terjerat.
Meskipun belum mencapai ambang batas untuk dikategorikan sebagai spesies rentan secara global, penurunan populasi lokal ini menandakan perlunya konservasi berbasis wilayah yang lebih kuat, termasuk perlindungan habitat, edukasi masyarakat, dan penegakan hukum terhadap perdagangan satwa liar.
Nilai dan Budaya
Memiliki nilai simbolik yang kuat dalam budaya Indonesia, khususnya sebagai maskot resmi Provinsi DKI Jakarta. Penetapan ini dilakukan melalui Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 1796 Tahun 1989, yang menjadikan elang bondol sebagai lambang semangat dan karakter masyarakat Jakarta dinamis, tangguh, dan selalu bergerak maju. Burung ini dipilih karena dulunya sering terlihat di kawasan pesisir dan Kepulauan Seribu, meskipun kini populasinya di wilayah tersebut menurun drastis akibat urbanisasi dan pencemaran.
Dalam konteks budaya yang lebih luas, elang bondol juga diasosiasikan dengan Garuda, burung mitologis dalam kepercayaan Hindu yang menjadi kendaraan Dewa Wisnu.
Di beberapa wilayah Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Papua Nugini, elang ini juga dianggap sebagai hewan totemik yang melambangkan kekuatan, pengawasan, dan hubungan spiritual antara langit dan bumi.
Pustaka
Bali Wildlife. (n.d.). Brahminy Kite (Haliastur indus). Retrieved July 8, 2025, from https://baliwildlife.com/encyclopedia/animals/birds/brahminy-kite/
Animalia.bio.. (n.d.). Brahminy Kite - Haliastur indus. Retrieved July 8, 2025, from https://animalia.bio/brahminy-kite
Australian Museum. (2024). Brahminy Kite - Haliastur indus. Retrieved from https://australian.museum/learn/animals/birds/brahminy-kite/
The Animal Facts. (n.d.). Brahminy Kite (Haliastur indus). Retrieved July 8, 2025, from https://www.theanimalfacts.com/birds/brahminy-kite/
Earth Life. (2023, July 12). Brahminy Kites (Haliastur indus). Retrieved from https://earthlife.net/brahminy-kites/
Indrayanto, P. (2011). Distribution and breeding behaviour of Brahminy Kite (Haliastur indus) on Penang Island and Matang Mangrove Forest Reserve, Kuala Sepetang, Perak [Master’s thesis, Universiti Sains Malaysia].
Sivakumar, S., & Jayabalan, J. A. (2004). Observations on the breeding biology of Brahminy Kite Haliastur indus in Cauvery delta region. Zoos’ Print Journal, 19(5), 1472–1474.
Kompas.com.. (2019, August 18). Menjelajah Pulau Kotok, Pusat Rehabilitasi Elang Bondol. Retrieved July 8, 2025, from https://sains.kompas.com/read/2019/08/18/203000223
LiquiSearch. (n.d.). White-bellied Sea Eagle – Cultural Significance. Retrieved from https://www.liquisearch.com/white-bellied_sea_eagle/cultural_significance