Differences

This shows you the differences between two versions of the page.

Link to this comparison view

Both sides previous revision Previous revision
Next revision
Previous revision
ekosistem:ekosistem_gambut [2024/06/04 03:15] Rabbirl Yarham Mahardikaekosistem:ekosistem_gambut [2025/07/15 10:53] (current) Jihan Sarotama
Line 32: Line 32:
  
 ---- ----
 +
 +==== Cadangan Karbon dan Mitigasi Iklim pada Ekosistem Gambut ====
 +
 +Lahan gambut Indonesia menyimpan cadangan karbon sekitar 34 gigaton karbon (Gt C), setara dengan hampir 125 gigaton karbon dioksida (Gt CO₂). Cadangan ini menjadikan gambut sebagai penyimpan karbon terbesar di Indonesia dan salah satu yang terpenting di dunia. Gambut berperan krusial dalam mitigasi perubahan iklim dengan menahan laju dekomposisi bahan organik dalam kondisi jenuh air.\\
 +\\
 +Pengeringan dan konversi lahan gambut mengubah ekosistem ini menjadi sumber emisi besar. Drainase memicu oksidasi lapisan gambut, melepaskan karbon hingga 427 ton C per hektar pada tahap awal konversi. Jika praktik ini berlangsung terus-menerus, kumulatif emisi karbon bisa mencapai ribuan ton C per hektar selama dekade berikutnya, mempercepat pemanasan global.\\
 +\\
 +Dalam kerangka target FOLU Net Sink 2030, sektor Kehutanan dan Penggunaan Lahan (FOLU) di Indonesia diarahkan mencapai keseimbangan bersih emisi sebesar 140 juta ton CO₂. Restorasi gambut khususnya rewetting untuk mengembalikan muka air tinggi dan revegetasi dengan spesies endemik merupakan strategi utama. Melalui pendekatan ini, emisi dari lahan gambut dapat ditekan, sekaligus meningkatkan penyerapan karbon jangka panjang.\\
 +\\
 +Pengawasan karbon gambut kini semakin diperketat dengan pemasangan sekitar 11.000 unit pemantau muka air pada wilayah gambut seluas 4,1 juta hektar. Data tinggi muka air secara real time diintegrasikan ke dalam sistem informasi nasional, mendukung evaluasi efektivitas restorasi dan kebijakan adaptif. Pengelola dapat memastikan ketinggian air tetap optimal (≥ 0,4 m di bawah permukaan) sehingga risiko emisi oksidatif dapat diminimalkan.
  
 ==== Pustaka ==== ==== Pustaka ====
Line 46: Line 56:
  
 Page, S., Morrison, E. R., Malins, C., Hooijer, A., Rieley, J. O., & Jauhiainen, J. (2011). Review of peat surface greenhouse gas emissions from oil palm plantations in Southeast Asia. Washington, DC: International Council on Clean Transportation. Page, S., Morrison, E. R., Malins, C., Hooijer, A., Rieley, J. O., & Jauhiainen, J. (2011). Review of peat surface greenhouse gas emissions from oil palm plantations in Southeast Asia. Washington, DC: International Council on Clean Transportation.
 +
 +Rusbiantoro, D. (2008). Global warming for beginner: pengantar komprehensif tentang pemanasan global. Niaga Swadaya.\\
 +\\
 +Prijono, S., Hanuf, A. A., Saputri, J. Y., Khoirunnisak, A., Nurin, Y. M., & Yunita, D. M. (2021). Pengelolaan Tanah di Kebun Kopi. Universitas Brawijaya Press.\\
 +\\
 +Forest Digest & Yayasan Madani Berkelanjutan. (2023). Lembar fakta FOLU Net Sink 2030 [Fact sheet]. Madani Berkelanjutan. [[https://madaniberkelanjutan.id/wp-content/uploads/2023/06/Lembar-Fakta-FOLU-Net-Sink-2030_lowres.pdf|https://madaniberkelanjutan.id/wp-content/uploads/2023/06/Lembar-Fakta-FOLU-Net-Sink-2030_lowres.pdf]]\\
 +\\
 +Yayasan Konservasi Alam Nusantara. (2024, Juni 12). Menjawab tantangan perubahan iklim lewat restorasi lahan gambut [Siaran pers]. [[https://www.ykan.or.id/id/publikasi/artikel/siaran-pers/tlf-restorasi-lahan-gambut/|https://www.ykan.or.id/id/publikasi/artikel/siaran-pers/tlf-restorasi-lahan-gambut/]]
  
  
  • ekosistem/ekosistem_gambut.1717470903.txt.gz
  • Last modified: 2024/06/04 03:15
  • by Rabbirl Yarham Mahardika