This is an old revision of the document!
Bincang gambut seri 10 kumpul asik jaga bumi
Dr. Ir. Suwardi, M.Agr, (Lahan Gambut: Sifat-sifat, Penyebaran, Penggunaan, dan Pelestariannya )
Gambut berbeda dengan tanah mineral. Perbedaan utamanya adalah kandungan organic. Tanah gambut merupakan media yang menampung atau menyimpan karbon yang sangat besar. Gambut juga memiliki bobot isi yang rendah 0.2-0.05 g/cm3. Gambut memiliki pH tanah yang rendah sehingga kesuburannya juga rendah. Gambut juga menampung banyak air. Lahan gambut tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua dengan luas total 14 juta hektar. Tanah gambut ini luasannya semakin berkurang Beberapa areal gambut dimanfaatkan untuk persawahan, hutan tanaman industry, perkebunan kelapa sawit, kelapa, dan karet. Beberapa Kawasan masih dipertahankan sebagai hutan rawa gambut. Sejak abad ke-19, masyarakat sudah memanfaatkan gambut untuk menanam padi dan kelapa. Biasanya ditemukan di pinggir sungai. Selama tahun 70-80an, banyak lahan gambut yang dijadikan untuk transmigrasi. Pada tahun 1995an, pemerintah mengembangkan mega proyek padi di Kalimantan dengan mengkonversi 1 juta ha lahan gambut tetapi terjadi kebakaran hebat dan menggagalkan proyek ini. Kebakaran ini disebabkan oleh kesalahan pengelolaan lahan gambut. Lahan ini berubah menjadi lahan sulfat masam. Lahan yang menjadi sulfat masa mini memiliki pH yang sangat rendah (sekitar 3) dan tanahnya menjadi keras. Lahan seperti ini agak susah ditanami, namun ada beberapa komoditas yang bisa hidup di lahan ini seperti kelapa sawit. Pada percobaan tahun 2004/2005 dengan paket teknologi pengelolaan lahan sawah petani seluas 4 ha, produksi padi mencapai 4 ton/ha. Gubernur Jambi beseerta jajarannya melakukan upcara panen. Pemanfaatan gambut oleh pihak swasta ini awalnya dimanfaatkan oleh PT Sambu di Pulau Burung, Provinsi Riau. Mereka memanfaatkan lahan gambut untuk menanam kelapa dan haslnya baik. Kelapa tumbuh lurus dan menghasilkan air yang banyak. Dengan Teknik pengaturan air dan pengaturan pupuk yang baik, gambut berhasil digunakan untuk tanaman akasia dan sawit Pada tanah gambut yang ditanamni akasia, ada bagian yang tidak ditanami oleh akasia juga. Perusahaan juga biasanya menyisakan lahan untuk dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Keberhasilan sawit di lahan gambut dipengaruhi oleh tinggi muka air yang tepat agar akar tanaman bisa mengambil unsur hara dari dalam tanah. Selain mengatur air, perlu diperhatikan juga pengaturan jumlah unsur haranya.
Tanaman bawah yang ada di sekitar kelapa sawit juga perlu diperhatikan agar unsur hara bisa kembali ke dalam tanah tanpa perlu terlalu bergantung pada pupuk.
Memanfaatkan gambut untuk pertanian tentunya memerlukan teknologi.
Teknologi yang diterapkan misalnya dengan memasang water gate untuk mengatur tinggi muka air secara otomatis dengan sensor yang dapat dimonitor.
Teknologi lainnya juga bisa dengan memberi pupuk mikro menggunakan drone.
Pemantauan kebakaran melalui satelit juga merupakan salah satu teknologi yang sudah diterapkan sekarang.
Lahan gambut juga menyimpan keanekaragaman hayati yang perlu dijaga.
Lahan gambut yang telah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian ini harus bisa dijaga keberlangsungannya. Salah satu caranya adalah dengan mengatur air, unsur hara, dan pemeliharaan hama.
Lahan gambut yang masih berupa hutan, peat dome, daerah hulu sungai, gambut yang menyimpan flora dan fauna endemic tetap harus dijaga keberadaannya.
Gambut yang telah berubah menjadi semak belukar harus dikelola agar tidak menimbulkan bencana kebakaran. Bisa juga dengan menggunakan satelit, misalnya satelit Himawari untuk memonitor titik api.
