Differences
This shows you the differences between two versions of the page.
Both sides previous revision Previous revision Next revision | Previous revision | ||
sosialekonomi:alat_transpotasi_di_rawa_gambut [2023/03/11 07:40] – Renaldi Sastra Kusumah Aji | sosialekonomi:alat_transpotasi_di_rawa_gambut [2025/07/15 13:02] (current) – Jihan Sarotama | ||
---|---|---|---|
Line 1: | Line 1: | ||
- | ====== | + | ====== |
- | Di rawa gambut Sumatera Selatan masyarakat lokal melakukan kegiatan atau aktivitas menggunakan alat transportasi air yangan digunakan masyarakat untuk mempermudah dalam beraktivitas sehari-hari maupun untuk membantu masyarakay dalam mengangkut hasil pertanian mereka sehingga dapat di jual kepada para tengkulak. | + | ====== Alat Transportasi |
- | Terdapat banyak macam jenis teransportasi | + | Di rawa gambut Sumatera Selatan masyarakat lokal melakukan kegiatan atau aktivitas menggunakan alat transportasi air yang digunakan masyarakat untuk mempermudah dalam beraktivitas sehari-hari maupun untuk membantu masyarakat dalam mengangkut hasil pertanian mereka sehingga dapat dijual kepada para tengkulak.\\ |
- | + | Terdapat banyak macam jenis transportasi | |
- | < | + | **{{ |
Seperti kapal ukuran kecil ini merupakan satu-satunya alat transportasi dari Desa Pandeh Asem menuju Desa Teluk Mampun, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah | Seperti kapal ukuran kecil ini merupakan satu-satunya alat transportasi dari Desa Pandeh Asem menuju Desa Teluk Mampun, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah | ||
- | ---- | + | ===== Ragam Jenis Transportasi Air ===== |
- | Referensi | + | Getek terbuat dari anyaman bambu atau papan kayu yang disusun sederhana, berukuran sangat kecil dan ringan sehingga mudah digerakkan dengan satu atau dua pendayung. Biasanya getek hanya muat 1–2 orang ditambah beberapa keranjang hasil panen, dapat melintasi kanal sempit dan alur dangkal di dalam hutan gambut. Karena konstruksinya yang terbuka dan dangkal, getek ideal untuk akses harian petani ke ladang di tengah rawa dan memungut hasil panen seperti sayuran rawa atau kayu bakar. |
+ | |||
+ | {{ https:// | ||
+ | |||
+ | < | ||
+ | |||
+ | Sampan kayu tradisional sedikit lebih besar dan kokoh dibanding getek, mampu membawa beban lebih berat mulai dari 3–5 orang hingga puluhan kilogram barang. Bentuknya memanjang dan ril di lambungnya memudahkan stabilitas saat bermanuver di sungai sempit, sementara beberapa sampan telah dipasangi motor tempel kecil untuk mempercepat perjalanan. Di banyak desa gambut, sampan menjadi kendaraan andalan untuk mengantar anak ke sekolah, belanja di pasar terapung, atau mengangkut hasil kebun kelapa sawit yang dipetik di tepian kanal. | ||
+ | |||
+ | **{{ https:// | ||
+ | |||
+ | Kapal pon-pon, atau tugboat, adalah kapal bermesin kuat yang dirancang khusus untuk mendorong atau menarik tongkang berisi muatan berat. Di kawasan rawa gambut Sumatera dan Kalimantan, tugboat menghubungkan pemukiman dengan pelabuhan sungai utama, menyeret tongkang berisi batubara, kayu olahan, atau kontainer hasil pertanian. Dengan badan kapal yang lebih besar dan draft relatif dangkal, kapal pon-pon menjadi tulang punggung logistik skala menengah, memungkinkan distribusi komoditas massal tanpa harus mengandalkan jaringan jalan darat. | ||
+ | |||
+ | **{{ https:// | ||
+ | |||
+ | Tongkang merupakan kapal datar berpalka terbuka yang dapat memuat puluhan bahkan ratusan ton barang, dari batubara, pupuk, hingga hasil bumi seperti karet mentah. Digerakkan oleh kapal pon-pon, tongkang menelusuri kanal utama sepanjang puluhan kilometer di lahan gambut. Desain lambung yang lebar dan datar memastikan tongkang dapat melintas di perairan yang kerap dangkal, sekaligus memaksimalkan volume muatan, menjadikannya moda kargo paling efisien untuk kebutuhan industri dan distribusi bulk goods di wilayah terpencil. | ||
+ | |||
+ | **{{ https:// | ||
+ | |||
+ | Speedboat menggabungkan kelincahan sampan dengan kecepatan tinggi, berkat mesin tempel bertenaga besar yang mampu melintas lebih cepat di sungai besar dan danau rawa. Digunakan baik oleh masyarakat lokal untuk kunjungan antar desa maupun oleh pihak berwenang dalam patroli perlindungan kawasan gambut, speedboat mendukung mobilitas darurat, misalnya evakuasi saat banjir atau kebakaran gambut. Keunggulannya terletak pada respons cepat, jangkauan lebih jauh, dan kemampuan mengarungi alur yang lebih kompleks dibanding perahu tradisional. | ||
+ | |||
+ | **{{ https:// | ||
+ | |||
+ | Di berbagai wilayah rawa gambut, alat transportasi air tradisional dikenal dengan sebutan yang berbeda, mencerminkan kekayaan dialek dan kebiasaan setempat. Di Kalimantan, perahu sempit dan panjang biasa disebut jukung, sedangkan di Sumatera Selatan masyarakat menyebutnya ketek atau getek. Di beberapa daerah di Jawa dan Kalimantan Tengah, perahu kayu dengan mesin tempel kecil kerap dinamai klotok. Perbedaan istilah ini bukan hanya soal bahasa, tapi juga menggambarkan variasi desain, ukuran, dan fungsi di masing-masing komunitas. | ||
+ | |||
+ | | \\ **Istilah Lokal** | \\ **Daerah** | \\ **Deskripsi/ | ||
+ | | \\ Jukung| \\ Kalimantan| \\ Perahu panjang, sempit, sering bermotor tempel| | ||
+ | | \\ Ketek/ | ||
+ | | \\ Klotok| \\ Jawa & Kalimantan Tengah| \\ Perahu kayu bermesin, biasa dipakai transportasi| | ||
+ | |||
+ | ====== Peran Sosial dan Ekonomi ====== | ||
+ | |||
+ | Di rawa gambut, transportasi air bukan sekadar sarana perpindahan melainkan tulang punggung ekonomi dan ikatan sosial masyarakat. Petani memanfaatkan getek, dan sampan untuk mengantar hasil panen seperti sayuran, buah-buahan, | ||
+ | |||
+ | ====== Adaptasi Terhadap Landskap Gambut ====== | ||
+ | |||
+ | Alat transportasi di lanskap gambut dirancang khusus agar bobotnya ringan dan draft-nya dangkal, memungkinkan perahu melintasi alur sungai yang kerap berubah–ubah dengan musim banjir yang menggenang atau kemarau yang menurunkan permukaan air. Bentuk badan kapal dibuat ramping dan pendek, sehingga mudah bermanuver di tikungan sempit dan terhindar dari terjerat vegetasi terapung. Beberapa jenis perahu bahkan mampu bergerak di kanal buatan atau sungai kecil yang hanya berair tipis, memanfaatkan dayung pendek atau motor tempel berdaya rendah untuk menjaga kecepatan dan efisiensi bahan bakar. Sehingga, masyarakat gambut dapat mempertahankan konektivitas antar desa meski kondisi perairan berfluktuasi sepanjang tahun. | ||
+ | |||
+ | ====== Tantangan dan Perubahan ====== | ||
+ | |||
+ | Di tengah modernisasi, | ||
+ | Sementara itu, tekanan ekologis mempersempit koridor air, sedimentasi akibat aktivitas penebangan hutan dan pelapukan gambut menurunkan kedalaman kanal, sedangkan penyusutan luas rawa yang diakibatkan drainase dan kebakaran yang membatasi lebar alur sungai yang bisa dilayari.\\ | ||
+ | Dampaknya, desa-desa yang sangat bergantung pada transportasi air menjadi semakin rentan, akses ke pasar dan layanan dasar terganggu, dan mobilitas saat darurat seperti evakuasi kebakaran gambut atau banjir melemah. | ||
+ | |||
+ | ---- | ||
- | 1. [[http:// | + | ==== Pustaka ==== |
- | {{tag> | + | Yayasan Mitra Gambut. (n.d.). Kapal Kecil. Mitra Gambut. Retrieved July 7, 2025, from [[https:// |
+ | \\ | ||
+ | Radio Republik Indonesia. (n.d.). Perahu getek: Transportasi tradisional yang bertahan di tengah modernisasi. Retrieved July 7, 2025, from [[https:// | ||
+ | \\ | ||
+ | P2K STEKom. (n.d.). Sampan. Retrieved July 7, 2025, from [[https:// | ||
+ | \\ | ||
+ | Archway Marine Lighting. (n.d.). The history of barges. Retrieved July 7, 2025, from [[https:// | ||
+ | \\ | ||
+ | Gada Bina Usaha. (n.d.). Speedboat: Fungsi, manfaat, dan sejarah perkembangannya. Retrieved July 7, 2025, from [[https:// | ||