Differences

This shows you the differences between two versions of the page.

Link to this comparison view

Both sides previous revision Previous revision
Next revision
Previous revision
sejarah:gambut_indonesia [2022/10/14 08:24] – ↷ Page moved from gambut_indonesia to sejarah:gambut_indonesia Yusi Septriandisejarah:gambut_indonesia [2023/02/04 12:17] (current) Yusi Septriandi
Line 1: Line 1:
 ====== Gambut Indonesia ====== ====== Gambut Indonesia ======
- 
-{{:bgnews.jpg?nolink&400x190|bgnews.jpg}} 
- 
----- 
  <font 14px/inherit;;inherit;;inherit>Dalam suatu hubungan lingkungan seringkali di jumpai suatu permasalahan salah satunya harmonisasi antar manusia dengan lingkungan alam sekitar. Harmoni itu sendiri merupakan keselarasan hubungan antara manusia dengan unsur lainnya yang melingkupi kehidupannya.</font>  Hubungan manusia dan alam gambut di indonesia merupakan sejarah yang panjang, bukan hanya hubungan 2 arah tetapi 3 arah dimana terdapat hubungan manusia, alam dan Sang Pencipta.  <font 14px/inherit;;inherit;;inherit>Dalam suatu hubungan lingkungan seringkali di jumpai suatu permasalahan salah satunya harmonisasi antar manusia dengan lingkungan alam sekitar. Harmoni itu sendiri merupakan keselarasan hubungan antara manusia dengan unsur lainnya yang melingkupi kehidupannya.</font>  Hubungan manusia dan alam gambut di indonesia merupakan sejarah yang panjang, bukan hanya hubungan 2 arah tetapi 3 arah dimana terdapat hubungan manusia, alam dan Sang Pencipta.
  <font 14px/inherit;;inherit;;inherit>Kebakaran dan restorasi sering kita dengar ketika kita berbicara tentang gambut. Gambut itu sendiri telah terbentuk selama berjuta-juta tahun yang lalu dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk Penghidupan. Sebagai sebuah ekosistem, gambut bukan hanya memiliki fungsi lingkungan (penyerapan karbon, habitat flora dan fauna, pencegah banjir dan kekeringan, pengendali iklim) tetapi juga sebagai penyedia kebutuhan bagi masyarakat lokal dalam aktivitas kehidupan sehari-hari seperti pemanfaatan lahan untuk penanaman tumbuhan yang menghasilkan sehingga menambah perekonomian yang semunya mereka ambil dari lingkungan gambut.</font>  <font 14px/inherit;;inherit;;inherit>Kebakaran dan restorasi sering kita dengar ketika kita berbicara tentang gambut. Gambut itu sendiri telah terbentuk selama berjuta-juta tahun yang lalu dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk Penghidupan. Sebagai sebuah ekosistem, gambut bukan hanya memiliki fungsi lingkungan (penyerapan karbon, habitat flora dan fauna, pencegah banjir dan kekeringan, pengendali iklim) tetapi juga sebagai penyedia kebutuhan bagi masyarakat lokal dalam aktivitas kehidupan sehari-hari seperti pemanfaatan lahan untuk penanaman tumbuhan yang menghasilkan sehingga menambah perekonomian yang semunya mereka ambil dari lingkungan gambut.</font>
  
-Dalam podcast Gambut Bakisah eps. 7 mengenai Jejak Kearifan Lokal Gambut, menurut pakar antropolog Univeristas Palangkaraya, Sidik Kuso bahwa hubungan masyarakat adat Kalimantan dengan alam gambut tergambar dalam simbol-simbol yaitu simbol “[[budaya:batang_garing|Batang garing]]” yang merupakan simbol keseimbangan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, serta manusia dengan Sang Pencipta. Simbol batang garing diturunkan kembali ke etika yang disebut “Belong bakhdat” yang artinya hidup beradap, dari etika ini maka timbulah cara bagaimana masyarakat lokal memperlakukan dan memanfaatkan alam, sebagai contoh masyarakat adat Kalimantan sebelum membuka lahan untuk pertanian atau kegiatan lainnya, dilakukan sebuah upacara adat yang bernama “Menyanggar” .+Dalam podcast Gambut Bakisah eps. 7 mengenai Jejak Kearifan Lokal Gambut, menurut pakar antropolog Univeristas Palangkaraya, Sidik Kuso bahwa hubungan masyarakat adat Kalimantan dengan alam gambut tergambar dalam simbol-simbol yaitu simbol “[[:budaya:batang_garing|Batang garing]]” yang merupakan simbol keseimbangan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, serta manusia dengan Sang Pencipta. Simbol batang garing diturunkan kembali ke etika yang disebut “Belong bakhdat” yang artinya hidup beradap, dari etika ini maka timbulah cara bagaimana masyarakat lokal memperlakukan dan memanfaatkan alam, sebagai contoh masyarakat adat Kalimantan sebelum membuka lahan untuk pertanian atau kegiatan lainnya, dilakukan sebuah upacara adat yang bernama “Menyanggar” .
  <font 14px/inherit;;inherit;;inherit>Upacara ini merupakan upacara untuk meminta izin kepada roh penghuni kawasan sebelum membuka lahan, apabila tidak melakukan upacara ini masyarakat percaya, mereka akan terkena “Pali” atau Pantangan yang akan menganggu kehidupan orang, masyarakat bahkan kampung mereka akan mengalami bencana.</font>  <font 14px/inherit;;inherit;;inherit>Upacara ini merupakan upacara untuk meminta izin kepada roh penghuni kawasan sebelum membuka lahan, apabila tidak melakukan upacara ini masyarakat percaya, mereka akan terkena “Pali” atau Pantangan yang akan menganggu kehidupan orang, masyarakat bahkan kampung mereka akan mengalami bencana.</font>
  <font 14px/inherit;;inherit;;inherit>Melalui narasumber di dalam podcast tersebut bernama Nurhadi Karbain, seorang petani komunitas Mentangai Kabupaten Kapuas Kalimatan Tengah, menyatakan bahwa kegiatan pembukaan lahan dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari pemilik lahan, ketua adat, yang mengerti prosesi ritual dan mantir adat. Pembukaan lahan pun dibatasi 1 ha per KK dan tanah yang dikelola bukan merupakan hak milik tetapi hak guna usaha karena tanah tersebut termasuk tanah adat. Tidak semua lokasi dapat dikelola, menurut narasumber juga hutan terbagi menjadi 3 kawasan yaitu hutan pokok hewan (tidak boleh dirusak dan khusus untuk ritual), Kaleka (kawasan yang digunakan untu berkebun serta permukiman), dan Sepa (tempat mencari kulit kayu, berburu dan mencari tanaman obat).</font>  <font 14px/inherit;;inherit;;inherit>Melalui narasumber di dalam podcast tersebut bernama Nurhadi Karbain, seorang petani komunitas Mentangai Kabupaten Kapuas Kalimatan Tengah, menyatakan bahwa kegiatan pembukaan lahan dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari pemilik lahan, ketua adat, yang mengerti prosesi ritual dan mantir adat. Pembukaan lahan pun dibatasi 1 ha per KK dan tanah yang dikelola bukan merupakan hak milik tetapi hak guna usaha karena tanah tersebut termasuk tanah adat. Tidak semua lokasi dapat dikelola, menurut narasumber juga hutan terbagi menjadi 3 kawasan yaitu hutan pokok hewan (tidak boleh dirusak dan khusus untuk ritual), Kaleka (kawasan yang digunakan untu berkebun serta permukiman), dan Sepa (tempat mencari kulit kayu, berburu dan mencari tanaman obat).</font>
Line 22: Line 18:
 [[https://open.spotify.com/episode/0CHPTlt8j5NEgxb9pdm5rL|**Gambut Bakisah eps. 7. 2020. Jejak Kearifan Lokal Gambut Online: https://open.spotify.com/episode/0CHPTlt8j5NEgxb9pdm5rL]].** [[https://www.mongabay.co.id/2019/10/04/benda-sejarah-sriwijaya-di-rawa-gambut-dijarah-kejadian-berulang/|**Wijaya, Taufik. 2019. Benda Sejarah Sriwijaya di Rawa Gambut Dijarah, Kejadian Berulang!. Online : https://www.mongabay.co.id/2019/10/04/benda-sejarah-sriwijaya-di-rawa-gambut-dijarah-kejadian-berulang/]]** [[https://open.spotify.com/episode/0CHPTlt8j5NEgxb9pdm5rL|**Gambut Bakisah eps. 7. 2020. Jejak Kearifan Lokal Gambut Online: https://open.spotify.com/episode/0CHPTlt8j5NEgxb9pdm5rL]].** [[https://www.mongabay.co.id/2019/10/04/benda-sejarah-sriwijaya-di-rawa-gambut-dijarah-kejadian-berulang/|**Wijaya, Taufik. 2019. Benda Sejarah Sriwijaya di Rawa Gambut Dijarah, Kejadian Berulang!. Online : https://www.mongabay.co.id/2019/10/04/benda-sejarah-sriwijaya-di-rawa-gambut-dijarah-kejadian-berulang/]]**
  <font 12px/inherit;;inherit;;inherit>Wijaya Taufik.2018. Menyelaraskan Identitas Rawang dan Restorasi Gambut. Online: [[https://www.mongabay.co.id/2018/10/07/menyelaraskan-identitas-rawang-dan-restorasi-gambut/</font|https://www.mongabay.co.id/2018/10/07/menyelaraskan-identitas-rawang-dan-restorasi-gambut/</font]]>  <font 12px/inherit;;inherit;;inherit>Wijaya Taufik.2018. Menyelaraskan Identitas Rawang dan Restorasi Gambut. Online: [[https://www.mongabay.co.id/2018/10/07/menyelaraskan-identitas-rawang-dan-restorasi-gambut/</font|https://www.mongabay.co.id/2018/10/07/menyelaraskan-identitas-rawang-dan-restorasi-gambut/</font]]>
 +
 +{{tag>rintisan}}
  
  
  • sejarah/gambut_indonesia.1665735896.txt.gz
  • Last modified: 2023/01/17 22:52
  • (external edit)