Differences

This shows you the differences between two versions of the page.

Link to this comparison view

Both sides previous revision Previous revision
Next revision
Previous revision
satwa:upaya_konservasi_kerbau_pampangan [2022/12/03 05:38] Kontributor 47satwa:upaya_konservasi_kerbau_pampangan [2023/02/04 11:32] (current) Yusi Septriandi
Line 3: Line 3:
 Kerbau Pampangan adalah Plasma Nutfah Asli Sumatera Selatan dan telah ditetapkan sebagai rumpun lokal Indonesia (SK Kementan no.694/Kpts/PD.410/2/2013). Pampangan adalah nama Kecamatan di Kabupaten OKI yang menurut sejarahnya adalah tempat penggembalaan kerbau-kerbau yang didatangkan dari India dan dipelihara di Pulau Kuro untuk diambil susunya dan diolah menjadi gulo puan yang merupakan makanan khas bagi Istana Kesultanan Palembang pada masa itu (Mongabay.co.id) Kerbau ini kemudian berkembang biak dan tersebar diwilayah kecamatan sekitarnya seperti Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Kecamatan Rambutan di Kabupaten Banyuasin bahkan mencapai Kabupaten Ogan Ilir. Secara budaya, ternak kerbau ini juga dikenal sebagai alat bantu untuk membajak sawah dan penarik gerobak di pedesaan Sumatera Selatan. Kerbau Pampangan adalah Plasma Nutfah Asli Sumatera Selatan dan telah ditetapkan sebagai rumpun lokal Indonesia (SK Kementan no.694/Kpts/PD.410/2/2013). Pampangan adalah nama Kecamatan di Kabupaten OKI yang menurut sejarahnya adalah tempat penggembalaan kerbau-kerbau yang didatangkan dari India dan dipelihara di Pulau Kuro untuk diambil susunya dan diolah menjadi gulo puan yang merupakan makanan khas bagi Istana Kesultanan Palembang pada masa itu (Mongabay.co.id) Kerbau ini kemudian berkembang biak dan tersebar diwilayah kecamatan sekitarnya seperti Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Kecamatan Rambutan di Kabupaten Banyuasin bahkan mencapai Kabupaten Ogan Ilir. Secara budaya, ternak kerbau ini juga dikenal sebagai alat bantu untuk membajak sawah dan penarik gerobak di pedesaan Sumatera Selatan.
  
-Sayangnya, usaha budidaya Kerbau Pampangan ini mengalami penurunan produktivitas yang diakibatkan oleh sistem budidaya yang masih bersifat tradisional, terjadinya perkawinan sedarah, berkurangnya lahan penggembalaan serta rendahnya adopsi inovasi dan teknologi. Hal ini mengakibatkan terjadi penurunan produktivitas dan populasi Kerbau Pampangan secara nyata. Berdasarkan data BPS Kabupaten OKI diperoleh data populasi Kerbau di Kecamatan Pampangan pada tahun 2017 adalah 5,418 ekor dan belum diperbaharui lagi tetapi berdasarkan kondisi terkini dipercaya bahwa jumlahnya jauh menurun dari angka tersebut. Hal tersebut diperparah dengan kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) diwilayah penggembalaan Kerbau Pampangan beberapa tahun lalu yang mengakibatkan kerbau kesulitan mendapatkan pakan sehingga banyak peternak yang terpaksa menjual kerbaunya dan sebagian lagi ditemukan tewas karena kurang makan (komunikasi pribadi, 2019).+Sayangnya, usaha budidaya Kerbau Pampangan ini mengalami penurunan produktivitas yang diakibatkan oleh sistem budidaya yang masih bersifat tradisional, terjadinya perkawinan sedarah, berkurangnya lahan penggembalaan serta rendahnya adopsi inovasi dan teknologi. Hal ini mengakibatkan terjadi penurunan produktivitas dan populasi Kerbau Pampangan secara nyata. Berdasarkan data BPS Kabupaten OKI diperoleh data populasi Kerbau di Kecamatan Pampangan pada tahun 2017 adalah 5,418 ekor dan belum diperbaharui lagi tetapi berdasarkan kondisi terkini dipercaya bahwa jumlahnya jauh menurun dari angka tersebut. Hal tersebut diperparah dengan kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) diwilayah penggembalaan Kerbau Pampangan beberapa tahun lalu yang mengakibatkan kerbau kesulitan mendapatkan pakan sehingga banyak peternak yang terpaksa menjual kerbaunya dan sebagian lagi ditemukan tewas karena kurang makan
 + 
 +Untuk itu dibutuhkan langkah nyata dan sistematis yang dapat mencegah terjadinya kondisi yang semakin parah sehingga berakibat pada kepunahan kerbau pampangan khas Sumatera Selatan ini. Lebih jauh lagipunahnya Kerbau Pampangan berarti juga punahnya perilaku budaya lokal khas Sumatera Selatan yaitu produksi gulo puan dan aktivitas turunan lainnya. 
 + 
 +Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sejak tahun 2014 hingga 2019 telah mencanangkan kegiatan pembangunan infrastruktur pengembangan kerbau buffalo_center diwilayah Kabupaten Banyuasin tepatnya di Desa Rambutan Kecamatan Rambutan. Kecamatan Pampangan sebagai pewaris sumberdaya genetik lokal akan menjadi lokasi in situ dari Kerbau Pampangan lengkap dengan perilaku budaya lokalnya sedangkan Buffalo center akan menjadi Instansi Ex situ Kerbau Pampangan dalam meningkatkan produktivitas dan kapasitas genetiknya melalui adopsi inovasi dan teknologi yang bersifat sistematis seperti pada instansi serupa (role modeldi Italia dan Philipine Carabou Center di Filipina.
  
-Hal lainnya yang membuat prihatin adalah masih terjadi kebuntingan pada kerbau tua (usia diatas 15 tahun) yang mana usia produktif kerbau indukan normal adalah umur 8-9 tahun, ini menunjukkan bahwa proses pengembangbiakan berjalan sangat lambat dan resikonya adalah produktivitas gudel yang rendah. Pada Kontes Kerbau Bupati OKI Cup yang diadakan pada tahun 2016 silam diketahui bahwa rata-rata umur juara kontes tersebut sudah diatas 10 tahun, hal ini selain mengagumkan juga memprihatinkan. Saat ini rata-rata umur indukan yang ada dilokasi Kecamatan Pampangan berusia diatas 7 tahun, dan tidak ada upaya sistematis yang nyata untuk mendorong terjadinya peningkatan populasi kerbau dilokasi tersebut. 
  
-Berdasarkan tujuan usaha budidayanya, rata-rata peternak kerbau di Kecamatan Pampangan menjadikan ternak kerbau peliharaanya sebagai tabungan keluarga dan bukan sebagai usaha produktif sehingga intensifikasi budidayanya juga rendah.  Pemerintah setempat melalui penyuluh dan peneliti-peneliti dari balai penelitian serta perguruan tinggi sejak dahulu sudah berupaya memperbaiki sistem budidaya Kerbau Pampangan, sayangnya hasilnya masih belum terlihat nyata.  Kegiatan peningkatan kapasitas peternak Kerbau Pampangan yang bersifat sporadis dan tidak sistematis, Daya adopsi inovasi yang rendah serta teknologi yang kurang bersifat tepat guna ditengarai menjadi salah satu penyebabnya.  Untuk itu dibutuhkan langkah nyata dan sistematis yang dapat mencegah terjadinya kondisi yang semakin parah sehingga berakibat pada kepunahan kerbau pampangan khas Sumatera Selatan ini.  Lebih jauh lagi, punahnya Kerbau Pampangan berarti juga punahnya perilaku budaya lokal khas Sumatera Selatan yaitu produksi gulo puan dan aktivitas turunan lainnya.\\ 
-Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sejak tahun 2014 hingga 2019 telah mencanangkan kegiatan pembangunan infrastruktur pengembangan kerbau diwilayah Kabupaten Banyuasin tepatnya di Desa Rambutan Kecamatan Rambutan.  Potensi Kerbau Pampangan sebagai penghasil susu dengan kandungan lemak yang menyerupai kandungan lemak pada susu Kerbau Italia yang diolah menjadi keju mozzarella yang terkenal cukup menjadi pendorong untuk membuat program pembangunan Pusat Pengembangan Kerbau Rawa Sumatera Selatan atau yang lebih dikenal sebagai Buffalo center.  Secara fisik Buffalo center telah hadir dan siap untuk beroperasi sejak tahun 2019.  Pertanyaan bahwa kenapa lokasinya di Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin  dan bukan di Kecamatan Pampangan Kabupaten OKI penulis kesampingkan mengingat kepentingan dan harapan yang lebih besar yang ada pada institusi Buffalo Center ini.  Pada prosesnya, keterlibatan penulis dalam program ini membuat penulis sering mendapat pertanyaan terkait hal tersebut dan penulis memilih menjawab dengan pendekatan konsep pelestarian eksitu dan insitu.  Penulis menawarkan teori bahwa Kecamatan Pampangan sebagai pewaris sumberdaya genetik lokal akan menjadi lokasi in situ dari Kerbau Pampangan lengkap dengan perilaku budaya lokalnya  sedangkan Buffalo center akan menjadi Instansi Ex situ Kerbau Pampangan dalam meningkatkan produktivitas dan kapasitas genetiknya melalui adopsi inovasi dan teknologi yang bersifat sistematis seperti pada instansi serupa (role model) di Italia dan Philipine Carabou Center di Filipina. 
  • satwa/upaya_konservasi_kerbau_pampangan.1670045912.txt.gz
  • Last modified: 2023/01/17 22:52
  • (external edit)