This shows you the differences between two versions of the page.
Both sides previous revision Previous revision Next revision | Previous revision |
satwa:upaya_konservasi_kerbau_pampangan [2022/12/03 05:28] – Kontributor 47 | satwa:upaya_konservasi_kerbau_pampangan [2023/02/04 11:32] (current) – Yusi Septriandi |
---|
====== Upaya Konservasi Kerbau Pampangan ====== | ====== Upaya Konservasi Kerbau Pampangan ====== |
| |
Kerbau Pampangan adalah Plasma Nutfah Asli Sumatera Selatan dan telah ditetapkan sebagai rumpun lokal Indonesia (SK Kementan no.694/Kpts/PD.410/2/2013). Pampangan adalah nama Kecamatan di Kabupaten OKI yang menurut sejarahnya adalah tempat penggembalaan kerbau-kerbau yang didatangkan dari India dan dipelihara di Pulau Kuro untuk diambil susunya dan diolah menjadi gulo puan yang merupakan makanan khas bagi Istana Kesultanan Palembang pada masa itu (Mongabay.co.id) Kerbau ini kemudian berkembang biak dan tersebar diwilayah kecamatan sekitarnya seperti Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Kecamatan Rambutan di Kabupaten Banyuasin bahkan mencapai Kabupaten Ogan Ilir. | Kerbau Pampangan adalah Plasma Nutfah Asli Sumatera Selatan dan telah ditetapkan sebagai rumpun lokal Indonesia (SK Kementan no.694/Kpts/PD.410/2/2013). Pampangan adalah nama Kecamatan di Kabupaten OKI yang menurut sejarahnya adalah tempat penggembalaan kerbau-kerbau yang didatangkan dari India dan dipelihara di Pulau Kuro untuk diambil susunya dan diolah menjadi gulo puan yang merupakan makanan khas bagi Istana Kesultanan Palembang pada masa itu (Mongabay.co.id) Kerbau ini kemudian berkembang biak dan tersebar diwilayah kecamatan sekitarnya seperti Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Kecamatan Rambutan di Kabupaten Banyuasin bahkan mencapai Kabupaten Ogan Ilir. Secara budaya, ternak kerbau ini juga dikenal sebagai alat bantu untuk membajak sawah dan penarik gerobak di pedesaan Sumatera Selatan. |
| |
Secara budaya, ternak kerbau ini juga dikenal sebagai alat bantu untuk membajak sawah dan penarik gerobak di pedesaan Sumatera Selatan. | Sayangnya, usaha budidaya Kerbau Pampangan ini mengalami penurunan produktivitas yang diakibatkan oleh sistem budidaya yang masih bersifat tradisional, terjadinya perkawinan sedarah, berkurangnya lahan penggembalaan serta rendahnya adopsi inovasi dan teknologi. Hal ini mengakibatkan terjadi penurunan produktivitas dan populasi Kerbau Pampangan secara nyata. Berdasarkan data BPS Kabupaten OKI diperoleh data populasi Kerbau di Kecamatan Pampangan pada tahun 2017 adalah 5,418 ekor dan belum diperbaharui lagi tetapi berdasarkan kondisi terkini dipercaya bahwa jumlahnya jauh menurun dari angka tersebut. Hal tersebut diperparah dengan kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) diwilayah penggembalaan Kerbau Pampangan beberapa tahun lalu yang mengakibatkan kerbau kesulitan mendapatkan pakan sehingga banyak peternak yang terpaksa menjual kerbaunya dan sebagian lagi ditemukan tewas karena kurang makan. |
| |
| Untuk itu dibutuhkan langkah nyata dan sistematis yang dapat mencegah terjadinya kondisi yang semakin parah sehingga berakibat pada kepunahan kerbau pampangan khas Sumatera Selatan ini. Lebih jauh lagi, punahnya Kerbau Pampangan berarti juga punahnya perilaku budaya lokal khas Sumatera Selatan yaitu produksi gulo puan dan aktivitas turunan lainnya. |
| |
| Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sejak tahun 2014 hingga 2019 telah mencanangkan kegiatan pembangunan infrastruktur pengembangan kerbau buffalo_center diwilayah Kabupaten Banyuasin tepatnya di Desa Rambutan Kecamatan Rambutan. Kecamatan Pampangan sebagai pewaris sumberdaya genetik lokal akan menjadi lokasi in situ dari Kerbau Pampangan lengkap dengan perilaku budaya lokalnya sedangkan Buffalo center akan menjadi Instansi Ex situ Kerbau Pampangan dalam meningkatkan produktivitas dan kapasitas genetiknya melalui adopsi inovasi dan teknologi yang bersifat sistematis seperti pada instansi serupa (role model) di Italia dan Philipine Carabou Center di Filipina. |
| |
| |