Differences
This shows you the differences between two versions of the page.
Both sides previous revision Previous revision Next revision | Previous revision | ||
satwa:orangutan_kalimantan [2022/10/21 04:51] – Yusi Septriandi | satwa:orangutan_kalimantan [2023/05/21 05:40] (current) – Rabbirl Yarham Mahardika | ||
---|---|---|---|
Line 1: | Line 1: | ||
- | {{tag> | ||
- | |||
====== Orangutan Kalimantan ====== | ====== Orangutan Kalimantan ====== | ||
- | Orangutan kalimantan merupakan salah satu kerabat kera, dengan nama latin //Pongo pygmaeus//. Orangutan kalimantan memiliki perbedaan yang mencolok dari sisi kebiasaan hidupnya jika dibandingkan dengan orangutan sumatera (//Pongo abelii//). Salah satunya adalah sebagain besar aktifitasnya dilakukan di permukaan tanah, tidak di atas pohon. Hal ini berkaitan dengan tidak adanya predator alami orangutan kalimantan, seperti harimau maupun macan. | + | {{https://diskominfo.kaltimprov.go.id/storage/image/6dac1MZhWMiVUYvN.jpg? |
- | Pada tahun 2012 diperkirakan terdapat sekitar 71,812 ekor orangutan yang ada di Kalimantan dan Sumatra yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota< | + | sumber: [[https:// |
- | {{:4.png? | + | Orangutan Kalimantan (//Pongo pygmaeus//) adalah salah satu spesies orangutan yang merupakan satwa endemik di pulau Kalimantan, Indonesia. Mereka dikenal dengan julukan " |
- | < | + | Namun, lahan gambut di Kalimantan |
- | ---- | + | Selain itu, pembakaran lahan juga menjadi masalah serius di lahan gambut Kalimantan. Pembakaran hutan dan lahan gambut sering dilakukan untuk membersihkan lahan secara cepat dan mempersiapkannya untuk pertanian. Praktik ini tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga menghasilkan kabut asap yang tebal dan merugikan bagi kesehatan manusia serta kehidupan hewan. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya konservasi orangutan Kalimantan dan habitatnya semakin meningkat. Berbagai organisasi dan lembaga, baik lokal maupun internasional, |
- | Referensi: | + | Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) adalah spesies kera besar yang merupakan endemik pulau Kalimantan, Indonesia. Mereka adalah hewan ikonik yang dianggap sebagai satwa kunci dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan tropis. Orangutan Kalimantan dikenal karena kecerdasan mereka, perilaku sosial kompleks, dan kemampuan mereka dalam menggunakan alat-alat. Lahan gambut merupakan habitat utama bagi orangutan Kalimantan. Lahan gambut adalah jenis lahan basah yang kaya akan lapisan gambut, yang terbentuk dari tumbuhan yang membusuk secara perlahan. Lahan gambut di Kalimantan sangat penting bagi keberlanjutan populasi orangutan, karena menyediakan sumber makanan dan tempat bertelur yang penting bagi mereka. |
+ | |||
+ | Namun, lahan gambut di Kalimantan menghadapi berbagai ancaman. Eksploitasi kayu liar, pertanian, dan pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit menjadi faktor utama yang mengancam habitat orangutan Kalimantan. Kehilangan habitat ini menyebabkan penurunan populasi orangutan, meningkatkan risiko konflik manusia-orangutan, | ||
+ | |||
+ | Untuk menjaga keberlanjutan orangutan Kalimantan dan lahan gambut, upaya konservasi yang holistik diperlukan. Ini termasuk perlindungan habitat yang lebih baik, pengendalian eksploitasi kayu liar, rehabilitasi dan reboisasi lahan gambut yang terdegradasi, | ||
+ | |||
+ | Orangutan kalimantan merupakan salah satu kerabat kera, dengan nama latin //Pongo pygmaeus//. Orangutan kalimantan memiliki perbedaan yang mencolok dari sisi kebiasaan hidupnya jika dibandingkan dengan orangutan sumatera (//Pongo abelii//). Salah satunya adalah sebagain besar aktifitasnya dilakukan di permukaan tanah, tidak di atas pohon. Hal ini berkaitan dengan tidak adanya predator alami orangutan kalimantan, seperti harimau maupun macan. Pada tahun 2012 diperkirakan terdapat sekitar 71,812 ekor orangutan yang ada di Kalimantan dan Sumatra yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota< | ||
+ | |||
+ | < | ||
+ | ===== Pustaka ===== | ||
- | 1. [[http:// | + | - Singleton, I., Wich, S. A., Husson, S., Stephens, S., Utami-Atmoko, |
+ | - Meijaard, E., & Sheil, D. (2018). The persistence and conservation of Borneo' | ||
+ | - Ancrenaz, M., Marshall, A. J., Goossens, B., van Schaik, C., Sugardjito, J., Gumal, M., … & Lackman, I. (2004). Pongo pygmaeus. The IUCN Red List of Threatened Species 2004. | ||
+ | - Rijksen, H. D., & Meijaard, E. (1999). Our vanishing relative: The status of wild orang-utans at the close of the twentieth century. Springer Science & Business Media. | ||
+ | - Wich, S. A., & Wich, S. A. (2008). Orangutans: Geographic Variation in Behavioral Ecology and Conservation. Oxford University Press. | ||
+ | - Singleton, I., & van Schaik, C. (2002). Orangutan home range size and its determinants in a Sumatran swamp forest. International Journal of Primatology, | ||
+ | - Meijaard, E., & Nijman, V. (2000). Distribution and conservation of the orang-utan (Pongo pygmaeus) on Borneo. Biological Conservation, | ||
+ | - Ancrenaz, M., & Goossens, B. (2004). The orangutan reintroduction project in Tanjung Puting National Park: A platform for long-term research on wild orangutans. In M. Ancrenaz, T. D. Smith, & G. O. S. Gillespie (Eds.), Orangutans: Geographic Variation in Behavioral Ecology and Conservation (pp. 125-145). Oxford University Press. | ||
+ | - Miettinen, J., Shi, C., & Liew, S. C. (2012). Deforestation rates in insular Southeast Asia between 2000 and 2010. Global Change Biology, 18(9), 2645-2657. | ||
+ | - [[http:// | ||