Differences
This shows you the differences between two versions of the page.
Both sides previous revision Previous revision Next revision | Previous revision | ||
penghidupan:sonor:budidaya_padi_tradisional_di_lahan_rawa [2022/12/03 05:41] – Renaldi Sastra Kusumah Aji | penghidupan:sonor:budidaya_padi_tradisional_di_lahan_rawa [2023/01/17 20:16] (current) – external edit 127.0.0.1 | ||
---|---|---|---|
Line 1: | Line 1: | ||
- | ====== | + | ====== |
- | + | ||
- | ====== | + | |
{{https:// | {{https:// | ||
- | Oleh :\\ | + | Sonor atau dalam bahasa Sumatera Selatan |
- | Bastoni | + | ===== Sejarah Sonor ===== |
- | + | ||
- | ===== A. Definisi Sonor ===== | + | |
- | + | ||
- | Sonor adalah budidaya padi (Oryza sativa) pada lahan rawa, termasuk rawa gambut, yang penyiapan lahannya | + | |
- | ===== B. Sejarah | + | Budidaya padi sonor sudah sejak lama dilakukan oleh masyarakat lokal pada lahan rawa gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan. Menurut penuturan beberapa tokoh warga, budidaya padi sonor di Kabupaten OKI sudah dilakukan sejak tahun 1960-an. Kegiatan sonor tidak dilakukan setiap tahun tetapi hanya pada musim kemarau panjang (5 - 6 bulan kering per tahun) karena pada saat itu peluang pembakaran yang menghasilkan abu tebal akan terjadi dan areal yang dapat dibakar atau terbakar sangat luas. Pada musim kemarau pendek - sedang (3 – 4 bulan kering per tahun) masyarakat memanfaatkan lahan rawa hanya untuk mencari ikan. Sonor juga dilakukan pada lahan rawa yang terdapat diluar jangkauan pengelolaan rutin masyarakat lokal. |
- | Budidaya padi sonor sudah sejak lama dilakukan oleh masyarakat lokal pada lahan rawa gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan. Menurut penuturan beberapa tokoh warga, budidaya padi sonor di Kabupaten OKI sudah dilakukan sejak tahun 1960-an. Kegiatan sonor tidak dilakukan setiap tahun tetapi hanya pada musim kemarau panjang (5 - 6 bulan kering per tahun) karena pada saat itu peluang pembakaran yang menghasilkan abu tebal akan terjadi dan areal yang dapat dibakar atau terbakar sangat luas. Pada musim kemarau pendek - sedang (3 – 4 bulan kering per tahun) masyarakat memanfaatkan lahan rawa hanya untuk mencari ikan. Sonor juga dilakukan pada lahan rawa yang terdapat diluar jangkauan pengelolaan rutin masyarakat lokal.\\ | + | \\ |
Kabupaten OKI adalah kabupaten yang memiliki lahan rawa gambut terluas di Provinsi Sumatera Selatan. Budaya sonor hampir merata ditemukan pada hampir seluruh wilayah di Kabupaten OKI, seperti di Kecamatan Tulung Selapan, Pangkalan Lampam, Pampangan, Sirah Pulau Padang, Pedamaran dan Tanjung Lubuk. Pola ini juga sudah ditiru oleh generasi kedua petani transmigrasi asal Jawa di Kecamatan Air Sugihan yang generasi pertamanya tidak mengenal sonor (peta terlampir). Budaya sonor cepat ditiru dan menyebar karena input biayanya sangat rendah meskipun untuk itu diperlukan pengorbanan lingkungan yang sangat besar karena menjadi penyebab kebakaran lahan rawa gambut yang terjadi secara berulang. | Kabupaten OKI adalah kabupaten yang memiliki lahan rawa gambut terluas di Provinsi Sumatera Selatan. Budaya sonor hampir merata ditemukan pada hampir seluruh wilayah di Kabupaten OKI, seperti di Kecamatan Tulung Selapan, Pangkalan Lampam, Pampangan, Sirah Pulau Padang, Pedamaran dan Tanjung Lubuk. Pola ini juga sudah ditiru oleh generasi kedua petani transmigrasi asal Jawa di Kecamatan Air Sugihan yang generasi pertamanya tidak mengenal sonor (peta terlampir). Budaya sonor cepat ditiru dan menyebar karena input biayanya sangat rendah meskipun untuk itu diperlukan pengorbanan lingkungan yang sangat besar karena menjadi penyebab kebakaran lahan rawa gambut yang terjadi secara berulang. | ||
- | ===== C. Teknik Budidaya ===== | + | ===== Teknik Budidaya ===== |
==== 1. Penyiapan Lahan ==== | ==== 1. Penyiapan Lahan ==== | ||
Line 61: | Line 55: | ||
Pertanyaan lain yang mendasar adalah “Dengan input produksi yang sangat rendah berapa produksi padi sonor dari setiap hektar lahan yang diusahakan ?”. Hasil pengamatan dan wawancara dengan petani padi sonor di Kecamatan Pangkalan Lampam Kabupaten OKI diperoleh hasil sebagai berikut: Produksi padi sonor sangat bervariasi tergantung dari ketebalan abu yang terbentuk pasca pembakaran serta luas dan intensitas serangan hama penyakit. Jika abu tebal, hama penyakit sedikit dan banjir tidak lebih dulu datang sebelum panen maka produksi padi dapat mencapai 2 – 3 ton/ha. Namun demikian produksi rata-rata yang paling sering diperoleh oleh petani hanya berkisar antara 0,7 – 1,5 ton/ha karena kendala budidaya yang muncul akibat kondisi-kondisi tersebut (tebal abu, hama penyakit, banjir) yang tidak dapat terpenuhi. | Pertanyaan lain yang mendasar adalah “Dengan input produksi yang sangat rendah berapa produksi padi sonor dari setiap hektar lahan yang diusahakan ?”. Hasil pengamatan dan wawancara dengan petani padi sonor di Kecamatan Pangkalan Lampam Kabupaten OKI diperoleh hasil sebagai berikut: Produksi padi sonor sangat bervariasi tergantung dari ketebalan abu yang terbentuk pasca pembakaran serta luas dan intensitas serangan hama penyakit. Jika abu tebal, hama penyakit sedikit dan banjir tidak lebih dulu datang sebelum panen maka produksi padi dapat mencapai 2 – 3 ton/ha. Namun demikian produksi rata-rata yang paling sering diperoleh oleh petani hanya berkisar antara 0,7 – 1,5 ton/ha karena kendala budidaya yang muncul akibat kondisi-kondisi tersebut (tebal abu, hama penyakit, banjir) yang tidak dapat terpenuhi. | ||
- | ===== D. Padi Sonor, Peran Gender dan Aspek Lingkungan ===== | + | ===== Padi Sonor, Peran Gender dan Aspek Lingkungan ===== |
Budidaya padi sonor adalah bentuk usahatani tradisional yang bersifat subsisten karena pada umumnya padi hasil produksi lebih banyak digunakan untuk kebutuhan internal\\ | Budidaya padi sonor adalah bentuk usahatani tradisional yang bersifat subsisten karena pada umumnya padi hasil produksi lebih banyak digunakan untuk kebutuhan internal\\ | ||
Line 67: | Line 61: | ||
\\ | \\ | ||
- | Sebenarnya budidaya padi sonor sudah dilakukan dengan penerapan prinsip-prinsip paludikultur, | + | Sebenarnya budidaya padi sonor sudah dilakukan dengan penerapan prinsip-prinsip paludikultur, |
+ | |||
+ | \\ | ||
Dalam rangkaian kegiatan budidaya padi sonor juga ada pembagian peran gender yang jelas, dimana peran laki-laki dan dimana peran perempuan. Hampir pada setiap tahapan kegiatan laki-laki dan perempuan memainkan peran. Dalam peyiapan lahan peran laki-laki lebih dominan dibanding perempuan karena aktivitas tersebut relatif lebih banyak mengeluarkan tenaga fisik. Sedangkan dalam kegiatan penanaman, pemeliharaan dan pemanenan peran laki-laki dan perempuan berimbang. Ayah, ibu dibantu oleh anak-anaknya bahu membahu melakukan kegiatan budidaya padi sonor sampai panen. Tenaga kerja selama kegiatan lebih banyak berasal dari internal keluarga, sangat jarang menggunakan tenaga kerja upahan dari luar. | Dalam rangkaian kegiatan budidaya padi sonor juga ada pembagian peran gender yang jelas, dimana peran laki-laki dan dimana peran perempuan. Hampir pada setiap tahapan kegiatan laki-laki dan perempuan memainkan peran. Dalam peyiapan lahan peran laki-laki lebih dominan dibanding perempuan karena aktivitas tersebut relatif lebih banyak mengeluarkan tenaga fisik. Sedangkan dalam kegiatan penanaman, pemeliharaan dan pemanenan peran laki-laki dan perempuan berimbang. Ayah, ibu dibantu oleh anak-anaknya bahu membahu melakukan kegiatan budidaya padi sonor sampai panen. Tenaga kerja selama kegiatan lebih banyak berasal dari internal keluarga, sangat jarang menggunakan tenaga kerja upahan dari luar. | ||