penghidupan:sonor:budidaya_padi_tradisional_di_lahan_rawa

Differences

This shows you the differences between two versions of the page.

Link to this comparison view

Both sides previous revision Previous revision
Next revision
Previous revision
penghidupan:sonor:budidaya_padi_tradisional_di_lahan_rawa [2022/12/03 05:27] Renaldi Sastra Kusumah Ajipenghidupan:sonor:budidaya_padi_tradisional_di_lahan_rawa [2023/01/17 20:16] (current) – external edit 127.0.0.1
Line 1: Line 1:
-======   SONOR :\\ +====== Sonor ======
-BUDIDAYA PADI TRADISIONAL DI LAHAN RAWA   ======+
  
 {{https://wikigambut.id/lib/plugins/ckgedit/fckeditor/userfiles/image/pakbastoni.png?nolink&222x271}} {{https://wikigambut.id/lib/plugins/ckgedit/fckeditor/userfiles/image/pakbastoni.png?nolink&222x271}}
  
-Oleh :\\ +Sonor atau dalam bahasa Sumatera Selatan (Besonorsecara singkat adalah budidaya padi (__Oryza sativa__) secara tradiosional di lahan rawa (termasuk rawa gambut). Penyiapan lahan dilakukan pada musim kemarau dengan cara membakar tumbuhan bawah, semak dan belukar rawa sehingga terbentuk lapisan abu untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menopang pertumbuhan padi. Makin panjang kemarau aktivitas budidaya padi sonor akan meningkat karena lapisan abu yang terbentuk setelah pembakaran makin tebal karena proses pembakaran yang lebih sempurna. Deposit abu yang tebal akan mencukupi kebutuhan hara untuk pertumbuhan padi sampai panen. 
-Bastoni (Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi - BRIN)+===== Sejarah Sonor =====
  
-===== ADefinisi Sonor =====+Budidaya padi sonor sudah sejak lama dilakukan oleh masyarakat lokal pada lahan rawa gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan. Menurut penuturan beberapa tokoh warga, budidaya padi sonor di Kabupaten OKI sudah dilakukan sejak tahun 1960-an. Kegiatan sonor tidak dilakukan setiap tahun tetapi hanya pada musim kemarau panjang (5 - 6 bulan kering per tahun) karena pada saat itu peluang pembakaran yang menghasilkan abu tebal akan terjadi dan areal yang dapat dibakar atau terbakar sangat luas. Pada musim kemarau pendek - sedang (3 – 4 bulan kering per tahun) masyarakat memanfaatkan lahan rawa hanya untuk mencari ikan. Sonor juga dilakukan pada lahan rawa yang terdapat diluar jangkauan pengelolaan rutin masyarakat lokal.
  
-Sonor adalah budidaya padi (Oryza sativa) pada lahan rawa, termasuk rawa gambut, yang penyiapan lahannya dilakukan pada musim kemarau dengan cara membakar tumbuhan bawah, semak dan belukar rawa sehingga terbentuk lapisan abu untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menopang pertumbuhan padi. Makin panjang kemarau aktivitas budidaya padi sonor akan meningkat karena lapisan abu yang terbentuk setelah pembakaran makin tebal karena proses pembakaran yang lebih sempurna. Deposit abu yang tebal akan mencukupi kebutuhan hara untuk pertumbuhan padi sampai panen. +\\
- +
-===== B. Sejarah Sonor ===== +
- +
-Budidaya padi sonor sudah sejak lama dilakukan oleh masyarakat lokal pada lahan rawa gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan. Menurut penuturan beberapa tokoh warga, budidaya padi sonor di Kabupaten OKI sudah dilakukan sejak tahun 1960-an. Kegiatan sonor tidak dilakukan setiap tahun tetapi hanya pada musim kemarau panjang (5 - 6 bulan kering per tahun) karena pada saat itu peluang pembakaran yang menghasilkan abu tebal akan terjadi dan areal yang dapat dibakar atau terbakar sangat luas. Pada musim kemarau pendek - sedang (3 – 4 bulan kering per tahun) masyarakat memanfaatkan lahan rawa hanya untuk mencari ikan. Sonor juga dilakukan pada lahan rawa yang terdapat diluar jangkauan pengelolaan rutin masyarakat lokal.\\+
 Kabupaten OKI adalah kabupaten yang memiliki lahan rawa gambut terluas di Provinsi Sumatera Selatan. Budaya sonor hampir merata ditemukan pada hampir seluruh wilayah di Kabupaten OKI, seperti di Kecamatan Tulung Selapan, Pangkalan Lampam, Pampangan, Sirah Pulau Padang, Pedamaran dan Tanjung Lubuk. Pola ini juga sudah ditiru oleh generasi kedua petani transmigrasi asal Jawa di Kecamatan Air Sugihan yang generasi pertamanya tidak mengenal sonor (peta terlampir). Budaya sonor cepat ditiru dan menyebar karena input biayanya sangat rendah meskipun untuk itu diperlukan pengorbanan lingkungan yang sangat besar karena menjadi penyebab kebakaran lahan rawa gambut yang terjadi secara berulang. Kabupaten OKI adalah kabupaten yang memiliki lahan rawa gambut terluas di Provinsi Sumatera Selatan. Budaya sonor hampir merata ditemukan pada hampir seluruh wilayah di Kabupaten OKI, seperti di Kecamatan Tulung Selapan, Pangkalan Lampam, Pampangan, Sirah Pulau Padang, Pedamaran dan Tanjung Lubuk. Pola ini juga sudah ditiru oleh generasi kedua petani transmigrasi asal Jawa di Kecamatan Air Sugihan yang generasi pertamanya tidak mengenal sonor (peta terlampir). Budaya sonor cepat ditiru dan menyebar karena input biayanya sangat rendah meskipun untuk itu diperlukan pengorbanan lingkungan yang sangat besar karena menjadi penyebab kebakaran lahan rawa gambut yang terjadi secara berulang.
  
-===== C. Teknik Budidaya =====+===== Teknik Budidaya =====
  
 ==== 1. Penyiapan Lahan ==== ==== 1. Penyiapan Lahan ====
Line 42: Line 37:
 Pemeliharaan juga dilakukan sangat sederhana, hampir tidak ada input biaya tunai. Benih padi yang terhampar di permukaan lahan rawan dimakan oleh burung dan tikus. Untuk menghindari serangan hama burung petani memasang jaring pada bagian lahan yang rawan serangan serta pemasangan pagar keliling dari kayu gelam (Melaleuca sp.) yang tersedia di sekitar areal untuk mencegah masuknya dan menghambat pergerakan hama babi hutan dan ternak kerbau rawa. Kegiatan rutin berupa penjagaan tanaman padi dengan cara petani membangun pondok sementara dari bahan kayu dan atap daun rumbia. Pemupukan, pembersihan gulma dan pengendalian hama penyakit secara kimia tidak dilakukan karena pertumbuhan padi hanya mengandalkan kesuburan alami tanah. Kondisi padi sonor pada umur 2,5 bulan setelah tebar benih disajikan pada gambar berikut: Pemeliharaan juga dilakukan sangat sederhana, hampir tidak ada input biaya tunai. Benih padi yang terhampar di permukaan lahan rawan dimakan oleh burung dan tikus. Untuk menghindari serangan hama burung petani memasang jaring pada bagian lahan yang rawan serangan serta pemasangan pagar keliling dari kayu gelam (Melaleuca sp.) yang tersedia di sekitar areal untuk mencegah masuknya dan menghambat pergerakan hama babi hutan dan ternak kerbau rawa. Kegiatan rutin berupa penjagaan tanaman padi dengan cara petani membangun pondok sementara dari bahan kayu dan atap daun rumbia. Pemupukan, pembersihan gulma dan pengendalian hama penyakit secara kimia tidak dilakukan karena pertumbuhan padi hanya mengandalkan kesuburan alami tanah. Kondisi padi sonor pada umur 2,5 bulan setelah tebar benih disajikan pada gambar berikut:
  
-{{https://wikigambut.id/lib/plugins/ckgedit/fckeditor/userfiles/image/sonor1.jpg?nolink&450x337|sonor1.jpg}}\\ +==== sonor1.jpg\\ 
-4. Pemanenan\\+4. Pemanenan ==== 
 Pemanenan padi sonor dilakukan 4 bulan setelah tebar benih. Pada saat itu bulir- bulir buah padi sudah mulai menguning. Pada saat tebar benih kondisi lahan belum tergenang (November – Desember), tetapi menjelang panen genangan air makin tinggi dan menuju pada puncaknya (Februari – Maret). Oleh karena itu panen padi sonor biasanya beradu cepat dangan datangnya puncak banjir. Jika padi sonor sudah masak sebelum puncak banjir maka hasil panen akan dapat dimaksimalkan. Sebaliknya jika padi sonor masak bersamaan dengan puncak genangan banjir maka sebagian padi akan tenggelam oleh genangan air dan tidak dapat dipanen seperti kronologi yang disajikan pada gambar berikut : Pemanenan padi sonor dilakukan 4 bulan setelah tebar benih. Pada saat itu bulir- bulir buah padi sudah mulai menguning. Pada saat tebar benih kondisi lahan belum tergenang (November – Desember), tetapi menjelang panen genangan air makin tinggi dan menuju pada puncaknya (Februari – Maret). Oleh karena itu panen padi sonor biasanya beradu cepat dangan datangnya puncak banjir. Jika padi sonor sudah masak sebelum puncak banjir maka hasil panen akan dapat dimaksimalkan. Sebaliknya jika padi sonor masak bersamaan dengan puncak genangan banjir maka sebagian padi akan tenggelam oleh genangan air dan tidak dapat dipanen seperti kronologi yang disajikan pada gambar berikut :
  
Line 52: Line 48:
 {{https://wikigambut.id/lib/plugins/ckgedit/fckeditor/userfiles/image/sonor3.jpg?nolink&450x337|sonor3.jpg}} {{https://wikigambut.id/lib/plugins/ckgedit/fckeditor/userfiles/image/sonor3.jpg?nolink&450x337|sonor3.jpg}}
  
-5. Produksi\\+==== 5. Produksi ==== 
 Pertanyaan mendasar untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan lahan pada usahatani atau budidaya padi sonor adalah “Berapa persen dari lahan rawa gambut yang terbakar atau dibakar yang dapat ditanami dan dipanen oleh petani ?”. Untuk mengetahui hal tersebut telah dilakukan wawancara dengan petani padi sonor di beberapa daerah di Kabupaten OKI dengan hasil sebagai berikut: Dari luas lahan yang terbakar atau dibakar biasanya yang mampu ditanami oleh petani maksimal sebesar 70% karena keterbatasan tenaga kerja, kemampuan menyediakan benih padi, dan kondisi lahan pada spot-spot tertentu yang sukar dijangkau atau hasil pembakarannya tidak sempurna. Dari 70% areal yang berhasil ditanami seringkali petani hanya mampu memanen 50% karena padi tergenang air oleh banjir yang lebih dulu datang sebelum padi siap panen. Dengan demikian sebenarnya hanya sekitar 35% saja dari luas areal yang terbakar yang dapat menghasilkan padi sonor sampai panen. Pertanyaan mendasar untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan lahan pada usahatani atau budidaya padi sonor adalah “Berapa persen dari lahan rawa gambut yang terbakar atau dibakar yang dapat ditanami dan dipanen oleh petani ?”. Untuk mengetahui hal tersebut telah dilakukan wawancara dengan petani padi sonor di beberapa daerah di Kabupaten OKI dengan hasil sebagai berikut: Dari luas lahan yang terbakar atau dibakar biasanya yang mampu ditanami oleh petani maksimal sebesar 70% karena keterbatasan tenaga kerja, kemampuan menyediakan benih padi, dan kondisi lahan pada spot-spot tertentu yang sukar dijangkau atau hasil pembakarannya tidak sempurna. Dari 70% areal yang berhasil ditanami seringkali petani hanya mampu memanen 50% karena padi tergenang air oleh banjir yang lebih dulu datang sebelum padi siap panen. Dengan demikian sebenarnya hanya sekitar 35% saja dari luas areal yang terbakar yang dapat menghasilkan padi sonor sampai panen.
  
Line 58: Line 55:
 Pertanyaan lain yang mendasar adalah “Dengan input produksi yang sangat rendah berapa produksi padi sonor dari setiap hektar lahan yang diusahakan ?”. Hasil pengamatan dan wawancara dengan petani padi sonor di Kecamatan Pangkalan Lampam Kabupaten OKI diperoleh hasil sebagai berikut: Produksi padi sonor sangat bervariasi tergantung dari ketebalan abu yang terbentuk pasca pembakaran serta luas dan intensitas serangan hama penyakit. Jika abu tebal, hama penyakit sedikit dan banjir tidak lebih dulu datang sebelum panen maka produksi padi dapat mencapai 2 – 3 ton/ha. Namun demikian produksi rata-rata yang paling sering diperoleh oleh petani hanya berkisar antara 0,7 – 1,5 ton/ha karena kendala budidaya yang muncul akibat kondisi-kondisi tersebut (tebal abu, hama penyakit, banjir) yang tidak dapat terpenuhi. Pertanyaan lain yang mendasar adalah “Dengan input produksi yang sangat rendah berapa produksi padi sonor dari setiap hektar lahan yang diusahakan ?”. Hasil pengamatan dan wawancara dengan petani padi sonor di Kecamatan Pangkalan Lampam Kabupaten OKI diperoleh hasil sebagai berikut: Produksi padi sonor sangat bervariasi tergantung dari ketebalan abu yang terbentuk pasca pembakaran serta luas dan intensitas serangan hama penyakit. Jika abu tebal, hama penyakit sedikit dan banjir tidak lebih dulu datang sebelum panen maka produksi padi dapat mencapai 2 – 3 ton/ha. Namun demikian produksi rata-rata yang paling sering diperoleh oleh petani hanya berkisar antara 0,7 – 1,5 ton/ha karena kendala budidaya yang muncul akibat kondisi-kondisi tersebut (tebal abu, hama penyakit, banjir) yang tidak dapat terpenuhi.
  
-===== D. Padi Sonor, Peran Gender dan Aspek Lingkungan =====+===== Padi Sonor, Peran Gender dan Aspek Lingkungan =====
  
 Budidaya padi sonor adalah bentuk usahatani tradisional yang bersifat subsisten karena pada umumnya padi hasil produksi lebih banyak digunakan untuk kebutuhan internal\\ Budidaya padi sonor adalah bentuk usahatani tradisional yang bersifat subsisten karena pada umumnya padi hasil produksi lebih banyak digunakan untuk kebutuhan internal\\
Line 64: Line 61:
  
 \\ \\
-Sebenarnya budidaya padi sonor sudah dilakukan dengan penerapan prinsip-prinsip paludikultur, yaitu budidaya dilakukan mengikuti pola fluktuasi musiman genangan air rawa tanpa ada intervensi drainase buatan. Penyiapan lahan dilakukan pada musim kemarau saat air surut, penanaman dilakukan pada awal musim hujan dan pemanenan dilakukan saat lahan rawa mulai tergenang kembali. Beras yang dihasilkan dari padi sonor juga dapat digolongkan sebagai beras organik karena tanpa input pupuk kimia dan pestisida.\\+Sebenarnya budidaya padi sonor sudah dilakukan dengan penerapan prinsip-prinsip paludikultur, yaitu budidaya dilakukan mengikuti pola fluktuasi musiman genangan air rawa tanpa ada intervensi drainase buatan. Penyiapan lahan dilakukan pada musim kemarau saat air surut, penanaman dilakukan pada awal musim hujan dan pemanenan dilakukan saat lahan rawa mulai tergenang kembali. Beras yang dihasilkan dari padi sonor juga dapat digolongkan sebagai beras organik karena tanpa input pupuk kimia dan pestisida. 
 + 
 +\\
 Dalam rangkaian kegiatan budidaya padi sonor juga ada pembagian peran gender yang jelas, dimana peran laki-laki dan dimana peran perempuan. Hampir pada setiap tahapan kegiatan laki-laki dan perempuan memainkan peran. Dalam peyiapan lahan peran laki-laki lebih dominan dibanding perempuan karena aktivitas tersebut relatif lebih banyak mengeluarkan tenaga fisik. Sedangkan dalam kegiatan penanaman, pemeliharaan dan pemanenan peran laki-laki dan perempuan berimbang. Ayah, ibu dibantu oleh anak-anaknya bahu membahu melakukan kegiatan budidaya padi sonor sampai panen. Tenaga kerja selama kegiatan lebih banyak berasal dari internal keluarga, sangat jarang menggunakan tenaga kerja upahan dari luar. Dalam rangkaian kegiatan budidaya padi sonor juga ada pembagian peran gender yang jelas, dimana peran laki-laki dan dimana peran perempuan. Hampir pada setiap tahapan kegiatan laki-laki dan perempuan memainkan peran. Dalam peyiapan lahan peran laki-laki lebih dominan dibanding perempuan karena aktivitas tersebut relatif lebih banyak mengeluarkan tenaga fisik. Sedangkan dalam kegiatan penanaman, pemeliharaan dan pemanenan peran laki-laki dan perempuan berimbang. Ayah, ibu dibantu oleh anak-anaknya bahu membahu melakukan kegiatan budidaya padi sonor sampai panen. Tenaga kerja selama kegiatan lebih banyak berasal dari internal keluarga, sangat jarang menggunakan tenaga kerja upahan dari luar.
  
  • penghidupan/sonor/budidaya_padi_tradisional_di_lahan_rawa.1670045256.txt.gz
  • Last modified: 2023/01/17 22:52
  • (external edit)