Both sides previous revision Previous revision Next revision | Previous revision |
kisah_inspiratif_dari_desa_daya_murni [2022/11/20 03:44] – Ahwansah Putra | kisah_inspiratif_dari_desa_daya_murni [2023/01/17 20:16] (current) – external edit 127.0.0.1 |
---|
====== Peran Perempuan dalam Pengelolaan Limbah Plastik dan Pupuk Organik ====== | ====== Peran Perempuan dalam Pengelolaan Limbah Plastik dan Pupuk Organik ====== |
| |
{{https://wikigambut.id/lib/plugins/ckgedit/fckeditor/userfiles/image/dscf0510.jpg?nolink&400x267}}{{https://wikigambut.id/lib/plugins/ckgedit/fckeditor/userfiles/image/dscf0507.jpg?nolink&400x267}} | {{https://wikigambut.id/lib/plugins/ckgedit/fckeditor/userfiles/image/dscf0510.jpg?nolink&400x267|dscf0510.jpg}}{{https://wikigambut.id/lib/plugins/ckgedit/fckeditor/userfiles/image/dscf0507.jpg?nolink&400x267|dscf0507.jpg}} |
<font 10.0pt/Calibri,sans-serif;;inherit;;inherit>Sumber : Ahwansah Putra, IPML (2022)</font> | |
<font 10.0pt/Calibri,sans-serif;;inherit;;inherit>CKGE_TMP_i “pas rego lombok sampe satus ewu Ibu ora ngalami kesulitan ge tuku, soal e tinggal jimuk neng kebun samping omah...”</font> // <font 10.0pt/inherit;;inherit;;inherit>(ketika harga cabai sampai 100 ribu, Ibu tidak mengalami kesulitan untuk membeli cabai karena tinggal petik buah cabai di kebun samping rumah).</font> | Sumber: Ahwansah Putra, IPML (2022) |
<font 10.0pt/Calibri,sans-serif;;inherit;;inherit>Begitu penjelasan Ibu Evi pada saat bincang sore di Desa Daya Murni yang berada di Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Saleh – Sugihan terletak di Jalur 16 Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Ibu Evi selaku ketua Kelompok Wanit Tani (KWT) Nusa Indah mengatakan bahwa penggunaan bedengan dari limbah plastik di pekarangan rumahnya dapat mempercantik kebun, sebagai penopang agar terlindung dari erosi tanah karena terkikis oleh air hujan dan yang terpenting lagi agar masyarakat mengikuti jejaknya dengan memanfaatkan limbah bekas untuk sesuatu yang memeberikan manfaat.</font> | |
<font 10.0pt/Calibri,sans-serif;;inherit;;inherit>Limbah botol plastik merupakan limbah padat dari aktivitas manusia yang telah digunakan. Sampah botol air mineral sulit terurai karena membutuhkan waktu hingga ratusan tahun. Hal ini membuat limbah botol plastik menjadi limbah yang sangat berbahaya. Sampah botol air mineral berkuruan 600 mL ternyata di tangan Ibu Evi dapat bermanfaat dengan dibuat menjadi bedengan timbun yang dimanfaatkan untuk ditanam sayur, buah dan tanaman obat. Lahan seluas 1.000 m<sup>2</sup> dimanfaatkan untuk berbagai jenis tanaman seperti cabai, kemangi, tomat, terong, jahe merah, serai wangi dan kencur.</font> | "//pas rego lombok sampe satus ewu ibu ora ngalami kesulitan ge tuku, soal e tinggal jimuk neng kebun samping omah" (//ketika harga cabai sampai 100 rb, ibu tidak mengalami kesulitan untuk membeli cabai karena tinggal petik buah cabai di kebun samping rumah) |
<font 10.0pt/Calibri,sans-serif;;inherit;;inherit>Menurut Ibu Evi, langkah untuk pembuatan bedengan dengan botol air mineral bekas untuk tanaman sayur dan buah,terdiri dari beberapa langkah yakni : langkah pertama adalah pembentukkan pola dengan cara dicangkul, kemudian disusun botol mineral yang sudah terisi air menyerupai pola yang sudah ditentukan, setelah lahan siap masukkan kompos kotoran hewan dan arang sekam yang berfungsi menghilangkan tingkat keasaman untuk penyuburan tanah, selanjutnya pemasangan mulsa dan pembuatan jarak tanam. Penggunaan botol air mineral bekas untuk pembuatan bedengan membutuhkan sekitar 200 botol bekas. Harapan dari Ibu Evi selaku pelopor pembuatan bedengan dengan botol plastik adalah inovasi yang dibuat dapat menjadi contoh dalam upaya mengurangi sampah dan juga melakukan budidaya sayur dan tanaman obat dengan media yang ada.</font> | |
<font 10pt/Calibri, sans-serif;;inherit;;inherit>Dalam pengelolaan tanaman dan lahan Ibu Evi bersama anggota KWT menerapakan sistem pertanian ramah lingkungan dengan menggunakan pupuk organik dan pestisida nabati, Ibu Evi sebelumnya telah mendapatkan pelatihan sekolah lapang dari BRG di tahun 2020 terkait penyuburan tanah dengan pembuatan kompos dan pembuatan pestisida nabati dari bahan-bahan alami serta pemanfaatan lahan dipekarangan.</font> | Begitu penjelasan Ibu Evi pada saat bincang sore di Desa Daya Murni yang berada di [[https://wikigambut.id/ekosistem/khg_sungai_saleh_-_sungai_sugihan|Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Sungai Saleh - Sungai Sugihan]] terletak di Jalur 16 Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan. Ibu Evi selaku ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Nusa Indah mengatakan bahwa penggunaan bedengan dari limbah plastik di pekarangan rumahnya dapat mempercantik kebun, sebagai penopang agar terlindungi dari erosi tanah karena terkikis oleh air hujan dan yang terpenting lagi agar masyarakat mengikuti jejaknya dengan memanfaatkan limbah bekas untuk sesuatu yang memberikan manfaat. |
| |
| Limbah botol plastik merupakan limbah padat dari aktivitas manusia yang telah digunakan. Sampah botol air mineral sulit terurai karena membutuhkan waktu hingga ratusan tahun. Hal ini membuat limbah botol plastik menjadi limbah yang sangat berbahaya. Sampah botol air mineral berukuran 600 ml ternyata ditangan Ibu Evi dapat bermanfaat dengan dibuat menjadi bedengan timbun yang dimanfaatkan untuk ditanam sayur, buah dan tanaman obat. Lahan seluas 1000 m<sup>2 </sup> dimanfaatkan untuk berbagai jenis tanaman seperti cabai, kemangi, tomat, terong jahe merah, serai wangi dan kencur. |
| |
| Menurut Ibu Evi, langkah untuk pembuatan bedengan dengan botol air mineral bekas untuk tanaman sayur dan buah terdiri dari beberapa langkah yakni: langkah pertama adalah pembentukkan pola dengan cara dicangkul, kemudian disusun botol mineral yang sudah terisi air menyerupai pola yang sudah ditentukan, setelah lahan siap masukkan kompos kotoran hewan dan arang sekam yang berfungsi menghilangkan tingkat keasaman untuk penyuburan tanah, selanjutnya pemasagan mulsa dan pembuatan jarak tanam. Penggunaan botol air mineral bekas untuk pembuatan bedengan membutuhkan sekitar 200 botol bekas. Harapan dari Ibu Evi selaku pelopor pembuatan bedengan dengan botol plastik adalah inovasi yang dibuat dapat menjadi contoh dalam upaya mengurangi sampah dan juga melakukan budidaya sayur dan tanaman obat dengan media yang ada. |
| |
| Dalam pengelolaan tanaman dan lahan Ibu Evi bersama anggota KWT menerapkan sistem pertanian ramah lingkungan dengan menggunakan pupuk organik dan pestisida nabati. Ibu Evi sebelumnya telah mendapatkan pelatihan sekolah lapang dari [[https://wikigambut.id/ekosistem/khg_sungai_saleh_-_sungai_sugihan|BRG ]]di tahun 2020 terkati penyuburan tanah dengan pembuatan kompos dan pembuatan pestisida nabati dari bahan-bahan alami serta pemanfaatan lahan dipekarangan. |
| |
| |