Differences

This shows you the differences between two versions of the page.

Link to this comparison view

Both sides previous revision Previous revision
Next revision
Previous revision
kebijakan:penetapan_fungsi_ekosistem_gambut [2022/10/20 09:28] – ↷ Page moved from penetapan_fungsi_ekosistem_gambut to kebijakan:penetapan_fungsi_ekosistem_gambut Yusi Septriandikebijakan:penetapan_fungsi_ekosistem_gambut [2023/01/17 20:16] (current) – external edit 127.0.0.1
Line 1: Line 1:
 +{{tag>rintisan}}
 +
 ====== Penetapan Fungsi Ekosistem Gambut ====== ====== Penetapan Fungsi Ekosistem Gambut ======
  
Line 15: Line 17:
 Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2014 dalam pasal 9 Ayat 4 Poin a yang berbunyi bahwa penetapan fungsi ekosistem gambut yang termasuk kedalam fungsi lindung ekosistem gambut adalah apabila lahan tersebut memiliki kedalaman > 3 m. Gambut dengan kedalaman > 3 m disebut sebagai gambut ombrogen, bersifat sangat masam, daya dukung rendah, dan mudah rusak (Polak, 1975). Gambut topogen dengan ketebalan gambut <3 m (umumnya <2 m), bersifat agak masam sampai masam, mempunyai daya dukung lebih baik, dan relatif stabil (Sabiham, 1997). Ketersediaan P dalam tanah gambut berbanding terbalik dengan kedalaman gambut, semakin dalam gambut maka semakin rendah pula kadar P (Masganti, 2003). Semakin dalam gambut maka semakin rendah tingkat dekomposisinya sehingga rendahnya kadar P dalam gambut, maka tingkat kematangan gambut di lahan gambut yang dalam biasanya lebih rendah karena proses dekomposisinya yang relatif rendah dan lama. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2014 dalam pasal 9 Ayat 4 Poin a yang berbunyi bahwa penetapan fungsi ekosistem gambut yang termasuk kedalam fungsi lindung ekosistem gambut adalah apabila lahan tersebut memiliki kedalaman > 3 m. Gambut dengan kedalaman > 3 m disebut sebagai gambut ombrogen, bersifat sangat masam, daya dukung rendah, dan mudah rusak (Polak, 1975). Gambut topogen dengan ketebalan gambut <3 m (umumnya <2 m), bersifat agak masam sampai masam, mempunyai daya dukung lebih baik, dan relatif stabil (Sabiham, 1997). Ketersediaan P dalam tanah gambut berbanding terbalik dengan kedalaman gambut, semakin dalam gambut maka semakin rendah pula kadar P (Masganti, 2003). Semakin dalam gambut maka semakin rendah tingkat dekomposisinya sehingga rendahnya kadar P dalam gambut, maka tingkat kematangan gambut di lahan gambut yang dalam biasanya lebih rendah karena proses dekomposisinya yang relatif rendah dan lama.
  
-{{:download.jpg?nolink&400x205|download.jpg}}+{{:download.jpg?nolink&200x103|download.jpg}}
  
 Sumber foto : [[https://www.iopri.org/wp-content/uploads/2017/07/III-04.-Haslan-Saragih-_-Gambut.pdf|Sawit di lahan gambut]] Sumber foto : [[https://www.iopri.org/wp-content/uploads/2017/07/III-04.-Haslan-Saragih-_-Gambut.pdf|Sawit di lahan gambut]]
  • kebijakan/penetapan_fungsi_ekosistem_gambut.1666258094.txt.gz
  • Last modified: 2023/01/17 22:52
  • (external edit)