Differences

This shows you the differences between two versions of the page.

Link to this comparison view

Both sides previous revision Previous revision
Next revision
Previous revision
kebijakan:integrasi_peran_pihak_dalam_pengelolaan_lahan_gambut_berkelanjutan [2022/10/14 06:20] – removed - external edit (Unknown date) 127.0.0.1kebijakan:integrasi_peran_pihak_dalam_pengelolaan_lahan_gambut_berkelanjutan [2023/02/11 07:08] (current) Yusi Septriandi
Line 1: Line 1:
 +====== Integrasi Peran Multipihak dalam Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan ======
 +
 +Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya lahan gambut sudah menjadi perhatian kita bersama. Setelah peristiwa kebakaran dilahan gambut yang sudah memberikan dampak buruk dari segi kesehatan, ekonomi bahkan sampai ke hubungan diplomatik dengan luar negeri, pemerintah Indonesia sudah memberikan perhatian khusus terhadap lahan gambut itu sendiri. Akan tetapi, Pengelolaan lahan gambut sendiri tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak saja, melainkan harus melibatkan setiap elemen masyarakat mulai dari pemerintahan sampai ke masyarakat yang tinggal di lahan gambut secara langsung.
 +
 +Dibutuhkan integrasi peran pihak untuk mewujudkan pengelolaan lahan gambut berkelanjutan. Kita bisa melakukan pendekatan melalui sistem kerjasama yang terintegrasi multipihak seperti Pemerintah/Otoritas Publik, Pelaku Bisnis, Peneliti/Universitas dan Masyarakat. Dengan integrasi ini semua pihak bisa berperan di bidangnya masing-masing dalam rangka pengelolaan lahan gambut berkelanjutan. Salah model inovasi kerjasama yang adalah model Quadruple Helix. pada dasarnya, konsep Quadruple Helix ditujukan untuk proses mekanisme inovasi, pertumbuhan ekonomi, produktivitas dan teknologi untuk pertumbuhan ekonomi kreatif(Afonso, 2012). Akan tetapi, konsep tersebut dapat juga di adaptasikan dalam rangka membangun kerjasama untuk pengelolaan lahan gambut berkelanjutan.
 +
 +{{:screenshot-2020-10-19-at-11.00.05.png?nolink&200x169}}
 +
 +Gambar 1. Quadruple Helix Model
 +
 +Pengelolaan lahan gambut sendiri tidak hanya dipegang oleh pemerintah tapi juga pelaku bisnis, peneliti dan juga masyarakat. Pemerintah bisa menjadi leader dalam mendorong integrasi ini agar ketika ada kebijakan yang akan diturunkan ke masyarakat, setiap pihak sudah mampu memahami dan menjalankan perannya masing-masing. Kebijakan tersebut pun merupakan hasil dari saran dan masukan yang telah dibuat bersama dengan pihak-pihak yang terlibat di dalam pengelolaan lahan gambut.Pelaku bisnis seperti perusahaan yang masuk dalam Kawasan Hidrologis Gambut(KHG) sudah pasti memanfaatkan lahan tersebut untuk kebutuhan produksi dalam skala besar seperti perkebunan sawit, perkebunan karet, Hutan Tanaman Industri(HTI) dan lain sebagainya. Dari sisi peneliti atau akademisi bisa berperan dalam penelitian, informasi dan pengetahuan yang mendukung ke arah pengelolaan lahan gambut berkelanjutan. Sedangkan dari masyarakat atau civil society bisa berperan untuk masukan dan saran serta pihak yang dapat mengkampanyekan hal-hal yang terkait dengan hal tersebut. Melalui model pendekatan ini setiap pihak bisa memberikan peran yang maksimal dikemudian hari
 +
 +----
 +
 +==== Referensi ====
 +
 +Afonso, O., S. Monteiro., M. Thomson. (2012). A Growth Model for the Quadruple Helix\\
 +Innovation Theory, Journal of Business Economics and Management. Vol. 13, Issue 4,\\
 +page 1-31
 +
 +{{tag>rintisan}}
 +