Differences

This shows you the differences between two versions of the page.

--- ekosistem_gambut:sagu [2025/11/17 03:30] – [Sumber:] Sephira Tiara Dwi
+++ ekosistem_gambut:sagu [2025/11/17 09:06] (current) – [Peran Sagu di Lahan Gambut] Sephira Tiara Dwi
@@ Line 53: / Line 53: @@
 ==== Adaptasi dan Habitat ====
-  * **Habitat Alami**: Tumbuh subur di rawa-rawa air tawar, hutan mangrove, dan daerah berlumpur dengan kadar air tinggi.
+  * **Habitat Alami**: Tumbuh subur di rawa-rawa air tawar, hutan mangrove, daerah berlumpur dengan kadar air tinggi, lahan gambut, dan air payau.
   * **Adaptasi Lingkungan**:
   * **Akar serabut**  yang luas membantu sagu bertahan di tanah berlumpur yang tidak stabil.
   * **Pelepah berduri**  berfungsi melindungi pohon dari herbivora.
   * **Batang kuat dan tinggi**  sagu tahan terhadap banjir musiman di habitat rawa.
 ==== Manfaat Tanaman Sagu ====
@@ Line 75: / Line 77: @@
   * Akar serabut membantu mencegah erosi tanah di daerah pesisir dan rawa.
-===== Peran Sagu di Lahan Gambut =====
+===== Sagu di Lahan Gambut =====
+Sagu (//Metroxylon// spp.) merupakan salah satu tumbuhan dari keluarga palmae yang menghasilkan pati, yang umumnya tumbuh alami di daerah dataran rendah atau rawa dengan sumber air melimpah serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Tanaman sagu sangat cocok untuk dibudidayakan di lahan basah karena sagu tumbuh optimal di tanah basah dan air. Semakin basah tanahnya, semakin baik pula pertumbuhan sagunya dan tidak mudah mati. Budidaya tanaman sagu membawa dampak sangat positif, karena secara ekologis sagu memiliki kemampuan menyimpan air, sehingga cocok digunakan dalam upaya memulihkan atau merestorasi lahan gambut yang rusak. Kelebihan teknis lainnya dari budidaya sagu di lahan gambut adalah kemampuannya bertahan pada kondisi tergenang selama genangan tersebut tidak bersifat permanen, sehingga untuk budidaya tanaman sagu di lahan gambut tidak harus dibuat saluran drainase yang terlalu dalam. Bukan hanya secara ekologis, namun juga secara ekonomis budidaya sagu di lahan gambut memiliki pola penanaman sangat sederhana tanpa membutuhkan perawatan khusus.
- Sagu (//Metroxylon// spp.) merupakan salah satu tumbuhan dari keluarga palmae yang menghasilkan pati, yang umumnya tumbuh alami di daerah dataran rendah atau rawa dengan sumber air melimpah serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Tanaman sagu sangat cocok untuk dibudidayakan di lahan basah karena sagu tumbuh optimal di tanah basah dan air. Semakin basah tanahnya, semakin baik pula pertumbuhan sagunya dan tidak mudah mati. Budidaya tanaman sagu membawa dampak sangat positif, karena secara ekologis sagu memiliki kemampuan menyimpan air, sehingga cocok digunakan dalam upaya memulihkan atau merestorasi lahan gambut yang rusak. Kelebihan teknis lainnya dari budidaya sagu di lahan gambut adalah kemampuannya bertahan pada kondisi tergenang selama genangan tersebut tidak bersifat permanen, sehingga untuk budidaya tanaman sagu di lahan gambut tidak harus dibuat saluran drainase yang terlalu dalam. Bukan hanya secara ekologis, namun juga secara ekonomis budidaya sagu di lahan gambut memiliki pola penanaman sangat sederhana tanpa membutuhkan perawatan khusus.
 ==== Sumber: ====
@@ Line 85: / Line 88: @@
 [[https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/biopendix/article/download/920/778|https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/biopendix/article/download/920/778]]
-  *
- <font inherit/inherit;;#222222;;inherit>Suharno, S. (2018). Mengembangkan Agribisnis Skala Rumah Tangga Yang Ramah Lingkungan Pada Lahan Gambut Melalui Usahatani Tanaman Sagu. CKGE_TMP_i J-SEA (JOURNAL SOCIO ECONOMIC AGRICULTURAL) CKGE_TMP_i , CKGE_TMP_i 13 CKGE_TMP_i (2), 59-71.</font>
   * Subiayanto, Bambang. (2016). Tanaman Sagu Bantu Restorasi Lahan Gambut. Biro Kerja sama, Hukum, dan Humas LIPI [[http://www.antaranews.com|http://www.antaranews.com]] Diakses tanggal 17 Maret 2016.
+  *
+ <font 10pt/inherit;;inherit;;inherit>Suharno, S.(2018). Mengembangkan Agribisnis Skala Rumah Tangga Yang Ramah Lingkungan Pada Lahan Gambut Melalui Usahatani Tanaman Sagu. J-SEA (JOURNAL SOCIO ECONOMIC AGRICULTURAL),13(2), 59-71.</font>
 {{tag>rintisan}}