Differences

This shows you the differences between two versions of the page.

Link to this comparison view

Both sides previous revision Previous revision
Next revision
Previous revision
ekosistem:kebakaran_lahan_gambut [2023/02/03 15:41] Diki Wahyuekosistem:kebakaran_lahan_gambut [2023/11/22 00:47] (current) Irwansyah Rambe
Line 3: Line 3:
 <imgcaption image1|Hutan Gambut Bekas Terbakar, Kalimantan Tengah>[[https://wikigambut.id/lib/exe/detail.php?id=ekosistem:kebakaran_lahan_gambut&media=ekosistem:hutan_gambut_bekas_terbakar_kalimantan_tengah.jpg|{{  .:hutan_gambut_bekas_terbakar_kalimantan_tengah.jpg?300x200|hutan_gambut_bekas_terbakar_kalimantan_tengah.jpg}}]]</imgcaption> <imgcaption image1|Hutan Gambut Bekas Terbakar, Kalimantan Tengah>[[https://wikigambut.id/lib/exe/detail.php?id=ekosistem:kebakaran_lahan_gambut&media=ekosistem:hutan_gambut_bekas_terbakar_kalimantan_tengah.jpg|{{  .:hutan_gambut_bekas_terbakar_kalimantan_tengah.jpg?300x200|hutan_gambut_bekas_terbakar_kalimantan_tengah.jpg}}]]</imgcaption>
  
-**Kebakaran lahan gambut** (//peatland fire//) merupakan fenomena yang sering terjadi di daerah Kalimantan dan Sumatera sebagai penyimpan [[.:gambut|]] terbesar di Indonesia. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat pada bulan Januari hingga September 2019 [[:kebakaran_hutan_dan_lahan|]] hutan dan lahan (karhutla) <autott>ekosistem:gambut</autott> mencapai 227 ribu Ha dengan lokasi paling luas berada di Kalimantan Tengah sebanyak 76 ribu Ha<sup>1</sup>  .+**Kebakaran lahan gambut** (//peatland fire//) merupakan fenomena yang sering terjadi di daerah Kalimantan dan Sumatera sebagai penyimpan [[.:gambut|]] terbesar di Indonesia. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat pada bulan Januari hingga September 2019 [[:kebakaran_hutan_dan_lahan|]] hutan dan lahan (karhutla) pada ekosistem gambut mencapai 227 ribu Ha dengan lokasi paling luas berada di Kalimantan Tengah sebanyak 76 ribu Ha<sup>1</sup>  .
  
 Kebakaran lahan gambut merupakan bencana yang sulit ditanggulangi karena kebakaran tidak hanya terjadi pada vegetasi dan seresah di atas permukaan tanah, melainkan juga terjadi kebakaran bawah yang tidak bisa diketahui penyebaran apinya. Kebakaran lahan gambut yang telah menembus lapisan gambut hanya dapat ditanggulangi secara efektif oleh hujan lebat. Usaha yang dilakukan manusia untuk menanggulangi kebakaran bawah selain membutuhkan biaya yang besar juga belum memberikan jaminan bahwa api dapat dipadamkan dengan tuntas<sup>2</sup>  . Kebakaran lahan gambut merupakan bencana yang sulit ditanggulangi karena kebakaran tidak hanya terjadi pada vegetasi dan seresah di atas permukaan tanah, melainkan juga terjadi kebakaran bawah yang tidak bisa diketahui penyebaran apinya. Kebakaran lahan gambut yang telah menembus lapisan gambut hanya dapat ditanggulangi secara efektif oleh hujan lebat. Usaha yang dilakukan manusia untuk menanggulangi kebakaran bawah selain membutuhkan biaya yang besar juga belum memberikan jaminan bahwa api dapat dipadamkan dengan tuntas<sup>2</sup>  .
 ===== Dampak dan Penyebab ===== ===== Dampak dan Penyebab =====
  
-Kebakaran lahan gambut umumnya disebabkan oleh aktivitas manusia. Pembuatan parit atau kanal oleh masyarakat menyebabkan hilangnya air tanah pada gambut dan menyebabkan kekeringan pada lahan gambut secara permanen (//irreversible drying//) sehingga gambut bersifat seperti arang<sup>2</sup>  . Hal tersebut diperparah dengan metode pembukaan lahan untuk pertanian yang menjadi budaya masyarakat karena mudah dan murah<sup>3</sup>  . Selain itu, pembakaran lahan juga dianggap dapat memberikan mineral dan bahan organik yang siap diserap oleh tumbuhan<sup>2</sup>  . Budaya pembakaran lahan sudah ada secara turun temurun dan pada saat itu gambut masih basah dan relatif aman untuk dilaksanakan<sup>3</sup>  . Namun adanya parit dan pengaruh iklim menyebabkan kadar air dalam gambut semakin berkurang. Pembakaran pada lahan gambut yang kering akan menyebabkan api semakin mudah menjalar dan kerusakan yang besar. Adanya kebakaran bawah yang sulit dikendalikan juga berpotensi menyebabkan kebakaran permukaan di daerah lain setelah kebakaran permukaan dianggap padam.+Kebakaran lahan gambut umumnya disebabkan oleh aktivitas manusia dan perubahan musim (kekerinagan///El Nino//). Pembuatan parit atau kanal oleh masyarakat menyebabkan hilangnya air tanah pada gambut dan menyebabkan kekeringan pada lahan gambut secara permanen (//irreversible drying//) sehingga gambut bersifat seperti arang<sup>2</sup>  . Hal tersebut diperparah dengan metode pembukaan lahan untuk pertanian yang menjadi budaya masyarakat karena mudah dan murah<sup>3</sup>  . Selain itu, pembakaran lahan juga dianggap dapat memberikan mineral dan bahan organik yang siap diserap oleh tumbuhan<sup>2</sup>  . Budaya pembakaran lahan sudah ada secara turun temurun dan pada saat itu gambut masih basah dan relatif aman untuk dilaksanakan<sup>3</sup>  . Namun adanya parit dan pengaruh iklim menyebabkan kadar air dalam gambut semakin berkurang. Pembakaran pada lahan gambut yang kering akan menyebabkan api semakin mudah menjalar dan kerusakan yang besar. Adanya kebakaran bawah yang sulit dikendalikan juga berpotensi menyebabkan kebakaran permukaan di daerah lain setelah kebakaran permukaan dianggap padam.
  
 Dampak yang dihasilkan dari kebakaran lahan gambut dapat mencakup pada kerugian ekonomi serta kesehatan hewan, tumbuhan, dan manusia<sup>4</sup>  . Ironisnya, pembukaan lahan gambut dengan dibakar yang tujuan semula untuk menghemat modal justru memberikan kerugian ekonomi karena rusaknya fungsi alami gambut baik secara fisik maupun kimia. Gambut yang rusak tidak dapat menjalankan [[.:fungsi_hidrologis_lahan_gambut|fungsi hidrologis gambut]] seperti semula dan hilangnya kandungan bahan organik tanah. Kebakaran dapat menyebabkan hilangnya permukaan lahan gambut sehingga mempercepat [[.:subsiden|subsidensi lahan]]<sup>5</sup>  . Bahan organik pada lahan gambut yang terbakar akan meningkatkan emisi karbon yang menyebabkan pemanasan global. [[.:jenis_tanah_gambut|Tanah gambut]] mengandung bahan organik dalam jumlah yang sangat besar. Apabila terjadi kebakaran akan melepaskan karbon yang terkandung dan terjadi emisi karbon yang sangat besar di udara. Hal tersebut akan berdampak buruk pada [[:peran_generasi_muda_dalam_mitigasi_adaptasi_perubahan_iklim|perubahan iklim]] global<sup>2</sup>  . Dampak yang dihasilkan dari kebakaran lahan gambut dapat mencakup pada kerugian ekonomi serta kesehatan hewan, tumbuhan, dan manusia<sup>4</sup>  . Ironisnya, pembukaan lahan gambut dengan dibakar yang tujuan semula untuk menghemat modal justru memberikan kerugian ekonomi karena rusaknya fungsi alami gambut baik secara fisik maupun kimia. Gambut yang rusak tidak dapat menjalankan [[.:fungsi_hidrologis_lahan_gambut|fungsi hidrologis gambut]] seperti semula dan hilangnya kandungan bahan organik tanah. Kebakaran dapat menyebabkan hilangnya permukaan lahan gambut sehingga mempercepat [[.:subsiden|subsidensi lahan]]<sup>5</sup>  . Bahan organik pada lahan gambut yang terbakar akan meningkatkan emisi karbon yang menyebabkan pemanasan global. [[.:jenis_tanah_gambut|Tanah gambut]] mengandung bahan organik dalam jumlah yang sangat besar. Apabila terjadi kebakaran akan melepaskan karbon yang terkandung dan terjadi emisi karbon yang sangat besar di udara. Hal tersebut akan berdampak buruk pada [[:peran_generasi_muda_dalam_mitigasi_adaptasi_perubahan_iklim|perubahan iklim]] global<sup>2</sup>  .
  • ekosistem/kebakaran_lahan_gambut.1675438912.txt.gz
  • Last modified: 2023/02/03 15:41
  • by Diki Wahyu