Both sides previous revision Previous revision Next revision | Previous revision |
ekosistem:hutan_rawa_gambut_sebagai_cadangan_plasma_nutfah [2023/12/16 21:16] – Fani Rahma Sari | ekosistem:hutan_rawa_gambut_sebagai_cadangan_plasma_nutfah [2024/06/04 17:14] (current) – Weni Julaika |
---|
====== Hutan Rawa Gambut sebagai Cadangan Plasma Nutfah ====== | ====== Keanekaragaman Hayati di Rawa Gambut ====== |
| |
Selain penyimpan cadangan karbon, hutan rawa gambut juga mempunyai fungsi dan manfaat lain yang penting, yaitu sebagai habitat bagi satwa-satwa liar. Jenis-jenis Primata seperti Lutung (Prebytis cristata), kera ekor panjang (Macacca fascicularis) orang utan (Pongo pygmaeus) siamang (Hylobates agilis) dan bekantan (Nasalis larvatus) adalah penghuni hutan rawa gambut Di Sumatera hutan rawa gambut juga habitat penting bagi Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Berdasarkan penelitian yang dilakukan di T Gunung Palung, diketahui bahwa musim berbunga dan berbuah di hutan rawa gambut berbeda dengan tipe hutan dataran rendah yang lain. Hutan gambut menjadi tempat mengungsi dan mencari makan berbagai jenis hewan pada saat hutan dataran rendah yang lain mengalami paceklik (WI-IP.2003). | Hutan rawa gambut mempunyai fungsi dan manfaat yang beragam salah satunya adalah sebagai habitat satwa-satwa liar. Jenis-jenis Primata seperti Lutung (//Prebytis cristata//), Kera Ekor Panjang (//Macacca fascicularis//), Orang Utan (//Pongo pygmaeus//), Siamang (//Hylobates agilis//), dan Bekantan (//Nasalis larvatus//) adalah penghuni hutan rawa gambut di Sumatera, selain itu merupakan habitat penting bagi Harimau Sumatera (//Panthera tigris// sumatrae). Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Gunung Palung, diketahui bahwa musim berbunga dan berbuah di hutan rawa gambut berbeda dengan tipe hutan dataran rendah yang lain. Hutan gambut menjadi tempat mengungsi dan mencari makan berbagai jenis hewan pada saat hutan dataran rendah yang lain mengalami paceklik (WI-IP.2003). |
| |
Walaupun memiliki keragaman flora yang lebih rendah dibanding hutan dataran rendah yang lain, hutan rawa gambut masih merupakan merupakan sumber plasma nutfah yang potensial. Berbagai hasil hutan kayu dan non kayu yang berkualitas dan bemilai ekonomi tinggi dapat diperoleh dari hutan rawa gambut antar lain ramin (Gonystylus bancanus), jelutung (Dyera sp), meranti (Shorea sp), medang (Litsea sp), rotan, dan engkaras/gaharu. | Walaupun memiliki keragaman flora yang lebih rendah dibanding hutan dataran rendah yang lain, hutan rawa gambut disebut sebagai sumber plasma nutfah yang potensial, berbagai hasil hutan kayu dan non kayu yang berkualitas dan bemilai ekonomi tinggi dapat diperoleh dari hutan rawa gambut antara lain Ramin (//Gonystylus bancanus//), Jelutung (//Dyera// sp.), Meranti (//Shorea// sp.), Medang (//Litsea// sp.), Rotan, dan Engkaras atau Gaharu. Rawa gambut juga memiliki ketersediaan ikan yang tinggi. Airnya yang asam dan miskin oksigen tidak menjadi hambatan bagi jenis-jenis ikan rawa yang umum disebut dengan //black fish//. Ikan Toman (//Channa// sp.), Tapa (//Wallago leen//), Betok (//Anabas testudineus//), Sepat Siam (//Trichogaster pectoralis//), dan Sepat Rawa (//Trichogaster trichopterus//) adalah jenis ikan yang banyak ditemukan di rawa gambut dan merupakan ikan yang dapat dikonsumsi. Jenis ikan lain yang ada di rawa gambut adalah ikan Arwana atau Siluk (//Scleropagus formosus//) yang merupakan jenis ikan hias yang langka dan dilindungi. |
| |
Rawa gambut juga memiliki ketersediaan ikan yang tinggi. Airnya yang asam dan miskin oksigen tidak menjadi hambatan bagi jenis-jenis ikan rawa yang umum disebut dengan black fish. Ikan toman (Channa sp), tapa (Wallago leen), betok (Anabas testudineus), sepat siam (Trichogaster pectoralis), dan sepat rawa (Trichogaster trichopterus) adalah jenis ikan yang banyak ditemukan di rawa gambut dan merupakan ikan konsumsi. Jenis ikan lain yang ada di rawa gambut adalah ikan arwana/siluk (Scleropagus formosus) yang merupakan jenis ikan hias yang langka dan dilindungi. | Plasma Nutfah adalah keanekaragaman tumbuhan, hewan, dan kekayaan jenis lainnya yang digunakan untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pembangunan nasional. Tujuannya adalah untuk mempelajari, mengelola, atau menggunakan informasi genetik yang dimiliki oleh tanaman tersebut. Kerusakan yang terjadi di ekosistem hutan rawa gambut dapat memicu bencana yang merugikan baik dibidang ekonomi maupun sosial. Adapun permasalahan tersebut adalah sebagai berikut: |
| |
---- | - Defortasi lahan |
| |
====== FGD Story Of Peat Land ====== | |
| |
<imgcaption image1 Hasil FGD Gambutnesia|>{{:ekosistem:hutan_rawa_gambut_sop.jpg?direct&600 |}}</imgcaption> | |
| |
**Latar Belakang** | |
| |
**Hutan gambut** adalah ekosistem yang akan keanekaragaman hayati dan memiliki peran penting dan vital sebagai cadangan plasma nutfah. Plasma Nutfah atau sumber daya genetik tumbuh, menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan ekosistem dan mendukung ketahanan pangan global. | |
| |
**Ekosistem hutan rawa** merupakan salah satu dari ekosistem lahan basah (wetlands ecosystem), yaitu suatu ekosistem unik yang menjadi areal transisi antara sistem akuatik (perairan), baik air tawar maupun air laut, dengan sistem terestrial (daratan). Hutan rawa juga merupakan habitat yang khas dimana air merembes dari permukaan tanah (Sharma & Joshi, 2008) dan termasuk habitat yang unik dengan komunitas tumbuhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan setempat (Yusuf & Purwaningsih, 2009).Ekosistem hutan rawa gambut merupakan ekosistem yang unik dan memiliki peran strategis secara sosial, ekonomi maupun ekologi pada skala lokal maupun global. Upaya pemulihan kerusakan ekosistem hutan rawa gambut telah menjadi perhatian dan komitmen dunia. Hal ini karena ekosistem hutan rawa gambut dinilai sebagai ekosistem daratan yang paling efisien menyimpan cadangan karbon. | |
| |
**Karakteristik Hutan Rawa Gambut :** Hutan rawa gambut adalah salah satu tipe hutan rawa yang merupakan sebuah ekosistem spesifik dan rapuh (fragile), baik dilihat dari karakteristik habitat lahannya yang berupa gambut dengan kandungan bahan organik tinggi, serta yang ketebalannya mulai dari 0,5 meter sampai dengan lebih dari 20 m.** Secara spesifik**, lahan gambut menempati berbagai satuan fisiografi lahan/landform antara lain kubah gambut, cekungan dataran danau, rawa belakang sungai, cekungan sepanjang sungai besar termasuk oxbow lake atau danau tapal kuda (danau yang terbentuk akibat adanya sungai yang berkelok-kelok atau meander yang kemudian melintasi daratan dan mengambil jalan pintas sehingga meninggalkan potongan-potongan yang akhirnya membentuk danau tapal kuda), serta dataran pantai. Dataran dan kubah gambut terbentang pada cekungan luas di antara sungai-sungai besar, mulai dari dataran pantai menuju ke arah hilir sungai hingga mencapai jarak 10-30 km (Wahyunto, 2004). | |
| |
**Pembentukan Ekosistem Rawa Gambut** ialah Pembentukan gambut pada dasarnya akibat terjadinya kondisi tempat (jenuh) air yang disebut “paludifikasi”. Laju pembentukan tanah gambut sangat lambat dan berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya, yang dipengaruhi oleh banyak faktor terutama faktor lingkungan setempat yang meliputi, yaitu (1) sumber dan neraca air, (2) kandungan mineral yang ada dalam air, (3) iklim (curah hujan, suhu, kelembaban), (4) tutupan vegetasi, dan (5) pengelolaan setelah drainase (Maas, 2012). Proses pembentukan selanjutnya diikuti dengan proses penyederhanaan atau penguraian menjadi ion (larut) dan gas (emisi), yang melibatkan mikroorganisme yang aktivitasnya juga memerlukan air dan udara. Proses translokasi berperan dalam pembentukan gambut berupa pengisian landaian/ cekungan oleh bahan mineral yang terbawa aliran air, serta bahan organik yang berasal dari sisa tumbuhan mati secara in-situ. Akibat kondisi lingkungan rawa yang reduktif, maka proses penimbunan sisa tumbuhan setempat berlangsung lebih cepat dibandingkan proses penguraian, sehingga membentuk lapisan bahan organik yang disebut gambut (Maas, 2012). | |
| |
**Restorasi ekosistem hutan rawa gambut** menjadi salah satu instrumen Nature-Based Climate Solution (NCS) yang cost effectiveness-nya tinggi dibandingkan dengan upaya pengendalian perubahan iklim lainnya yang berbasis pembangunan infrastruktur fisik. | |
Apa Itu Plasma Nutfah : Plasma Nutfah adalah subtansi pembawa sifat keberadaan yang dapat berupa organ utuh/ bagian hewan atau tumbuhan serba jasad renik. | |
| |
**Plasma Nutfah** ialah kekayaan alam yang sangat berharga bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pembangunan nasional. Biasanya bagian tumbuhan yang berguna dalam pemuliaan tanaman yakni benih, atau kultur. Tujuannya untuk mempelajari, mengelola, atau menggunakan informasi genetik yang dimiliki oleh tanaman tersebut. | |
| |
**Permasalahan Plasma Nutfah:** | |
Kerusakan yang terjadi pada ekosistem hutan rawa gambut di Indonesia menimbulkan berbagai dampak negatif baik bagi negara maupun bagi masyarakat setempat. Kerusakan ekosistem gambut memicu bencana iklim setiap akibatnya, negara dan masyarakat harus menanggung kerugian ekonomi dan sosial setiap tahun. adapun permasalahannya antara lain : | |
- Defortasi lahan | |
- Perubahan iklim | - Perubahan iklim |
- Pencemaran lingkungan | - Pencemaran lingkungan |
- Pertumbuhan liar | - Pertumbuhan liar |
- Hilangnya jenis-jenis kayu komersil | - Hilangnya jenis-jenis kayu komersil |
- Kabakaran | - Kebakaran |
- banjir | - banjir |
| |
**Solusi**:untuk mengatasi permasalahan yang ada membutuhkan kerjasama antara masyarakat,pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk menerapkan kebijakan yang berkesinambungan dan praktik pengelolaan yang bijaksana. | Solusi untuk menjaga keanekaragaman hayati di rawa gambut saat ini adalah perlu adanya kerjasama antara masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menerapkan kebijakan yang berkesinambungan serta praktik pengelolaan yang bijaksana. |
| |
Berikut Link Youtube terkait hutan rawa gambut dan plasma nutfah | |
{{youtube>mLCI2OeCVqU}} {{youtube>B28bb9roPu4}} | |
Ayo kita lindungi Gambut sebagai upaya penyelamatan cadangan plasma nutfah, kalau bukan dari kita siapa lagi ^_^ | |
---- | ---- |
Sumber : | |
[[https://www.researchgate.net/publication/354161566_STRATEGI_DAN_TEKNIK_RESTORASI_EKOSISTEM_HUTAN_RAWA_GAMBUT]] | Sumber : [[https://www.researchgate.net/publication/354161566_STRATEGI_DAN_TEKNIK_RESTORASI_EKOSISTEM_HUTAN_RAWA_GAMBUT|https://www.researchgate.net/publication/354161566_STRATEGI_DAN_TEKNIK_RESTORASI_EKOSISTEM_HUTAN_RAWA_GAMBUT]] |
| |