Kemiri
Kemiri merupakan tanaman asli Indonesia dan termasuk kedalam family Euphorbiaceae. Kemiri juga disebut sebagai tanaman industri yang tersebar di daerah tropis dan subtropis. Kemiri berasal dari Kepulauan Hawaii. Tanaman ini menyebar ke negara lain, seperti Indonesia dan pertama kali tumbuh di Maluku. Kemiri merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun sebagai komoditas ekspor. Kemiri dikenal masyarakat karena bijinya sering digunakan sebagai bumbu masak.
Habitat dan Persebaran Kemiri
Kemiri tumbuh pada daerah yang beriklim kering pada tanah yang agak subur, sarang, dan dalam atau pada tanah berbatu, dengan ketinggian 0-1000 mdpl dengan tipe hujan B-C. Jenis ini tumbuh dengan baik pada tanah gambut. Persebaran kemiri di Irian Jaya, Sumatera Utara, Jawa, Aceh, Sebagian kecil Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Bali. Selain itu, kemiri juga dapat tumbuh pada ketinggian 0-700 mdpl dengan curah hujan antara 640-4290 mm.
Ciri Morfologi
Pohon kemiri dapat tumbuh hingga sekitar 35 meter, dengan panjang batang bebas cabang sekitar 9–14 meter dan diameter mencapai 100 cm. Spesies ini tidak memiliki struktur banir pada pangkal batangnya. Kulit batangnya berwarna kelabu, beralur sedikit dan dangkal, serta tidak menunjukkan sifat mudah mengelupas. Kemiri berbuah sepanjang tahun, buahnya masak dalam bulan Juni hingga Desember. Setiap buah umumnya berisi 2–3 biji yang berkulit keras, berwarna hijau saat muda, lalu berubah menjadi cokelat kehitaman saat tua. Jumlah biji kering sekitar 90–109 biji per kilogram, dan bijinya dapat disimpan hingga sekitar 10 bulan.
Manfaat Kemiri
Tanaman kemiri merupakan jenis tanaman yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, karena hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan, namun bagian tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah biji kemiri. Biji kimiri dapat digunakan sebagai bumbu masak, obat, kosmetik, dan sebagainya. Salah satu cara untuk memanfaatkan biji kemiri adalah melalui proses ekstraksi, karena biji kemiri memiliki kadar minyak yang tinggi, yaitu sekitar 35%-65% minyak. Minyak kemiri bermanfaat dalam industri cat, farmasi, kecantikan, pernis, serta sebagai bahan perawatan rambut.
Klasifikasi Kemiri
- Kingdom: Plantae
- Phylum: Streptophyta
- Class: Equisetopsida
- Subclass: Magnoliidae
- Order: Malpighiales
- Family: Euphorbiaceae
- Genus: Aleurites
- Species: Aleurites moluccanus
Kemiri di Lahan Gambut
Upaya pengelolaan lahan gambut di Liang Anggang Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan melalui kerja sama dengan kelompok tani setempat, yaitu Kelompok Tani Hutan Suka Maju. Pengelolaan tersebut melibatkan masyarakat peduli gambut dan dilaksanakan menggunakan pola agroforestri. Pada pola ini ditanam berbagai jenis tanaman kehutanan seperti kemiri. Selain itu, kegiatan restorasi ini juga didukung oleh dinas terkait, termasuk KPH Kayu Tangi dan Badan Restorasi Gambut. Masyarakat setempat menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam berpartisipasi pada program restorasi tersebut.
Sumber
- Arlene, A. (2013). Ekstraksi kemiri dengan metode soxhlet dan karakterisasi minyak kemiri. Jurnal Teknik Kimia USU, 2(2), 6-10.
- Ketaren, S. (1986). Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan.
- Maysarah, S., Nugroho, Y., & Susilawati, S. (2021). Analisis Sifat Fisika Tanah pada Lahan Gambut di Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Sylva Scienteae, 4 (1), 166-173.
- POWO (2024). “Plants of the World Online. Facilitated by the Royal Botanic Gardens, Kew. Published on the Internet; https://powo.science.kew.org/.
- Putri, S. D. E., Asni, N., Rukmana, M. D., Winona, F., & Putri, T. M. (2024). Analisis Kuantitatif Kandungan Minyak pada Kemiri (Aleurites Moluccanus) Menggunakan Metode Ekstraksi Soklet. Journal of Polymer Chemical Engineering and Technology, 2(1), 1-6.
- Sulhatun, S., Mutiawati, M., & Kurniawan, E. (2020). Pengaruh temperatur dan waktu pemasakan terhadap perolehan minyak kemiri dengan menggunakan cara basah. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 9(2), 54-60.
- Wibisono, I. T. C., Siboro, L., & Suryadiputra, I. N. N. (2005). Panduan Rehabilitasi dan teknik silvikultur di lahan gambut. Proyek climate change, forests and peatlands in Indonesia. Wetlands International-Indonesia Programme dan Wildlife Habitat. Canada. Bogor, 174.