Differences

This shows you the differences between two versions of the page.

Link to this comparison view

Both sides previous revision Previous revision
Next revision
Previous revision
desagambut:desa_rambai [2022/10/20 11:12] – ↷ Links adapted because of a move operation 185.191.171.2desagambut:desa_rambai [2023/02/11 05:24] (current) Yusi Septriandi
Line 1: Line 1:
-{{tag>kebijakan sejarah}} 
- 
 ====== Desa Rambai ====== ====== Desa Rambai ======
  
-Desa Rambai berada di Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Desa ini termasuk salah satu desa yang berada di Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Sungai Sugihan-Sungai Lumpur. Desa Rambai memiliki luasan sekitar 84,06 km<sup>2</sup>  dengan jarak 13 km dari ibukota kecamatan. Desa Rambai terdiri dari tiga dusun dengan total penduduk pada tahun 2018 sebanyak 2.735 jiwa. Masyarakat di Desa Rambai banyak bertumpu pada sektor pertanian dengan karet sebagai komoditi utama.+Desa Rambai masuk dalam kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Konering Ilir, Provinsi Sumatra Selatan. Desa Rambai berada pada [[:ekosistem:kesatuan_hidrologis_gambut|Kesatuan Hidrologis Gambut]] (KHG) Sungai Saleh dan Sungai Sugihan sehingga sebagian besar wilayahnya adalah gambut, memiliki luas wilayah 7.199 Hektar (72 km2), penduduk Desa Rambai sebesar 2.915 jiwa terditri dari 1.356 laki-laki dan 1.379 Perempuan .\\ 
 +Desa Rambai telah menjadi Desa Peduli Gambut (DPG) Sumatra Selatan tahun 2019. Masyarakat di Desa Rambai sebagian besar berkebun karet dan memanfaatkan lahan gambut sebagai lahan pertanian padi. Masyarakat Desa Rambai memiliki kebiasaan melakukan pembuka lahan dengan sistem sonor.
  
-Desa Rambai merupakan desa yang menjadi transit kendaraan umum untuk penumpang dan barang yang akan menuju ke beberapa desa lainnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), sehingga aktifitas disana terbilang cukup ramai. Dalam Perda Kabupaten OKI Nomor 9 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten OKI disebutkan bahwa Desa Rambai termasuk kawasan konservasi perairan dan perlindungan ekosistem gambut. Sekitar 88,25% wilayah Desa Rambai (7.199 hektar) berupa lahan gambut dangkal hingga sedang, sehingga ditetapkan sebagai [[desagambut:desa_peduli_gambut|Desa Peduli Gambut]]<sup>1</sup>  pada tahun 2019.+Desa Rambai telah menjadi Desa Peduli Gambut (DPG) Sumatra Selatan tahun 2019. Masyarakat di Desa Rambai sebagian besar berkebun karet dan memanfaatkan lahan gambut sebagai lahan pertanian padi. Masyarakat Desa Rambai memiliki kebiasaan melakukan pembuka lahan dengan sistem sonor. 
 + 
 +**Desa Rambai **berada di Kecamatan Pangkalan Lampam, [[.:kabupaten_ogan_komering_ilir|Kabupaten Ogan Komering Ilir]], [[desagambut:sumatera_selatan|Sumatera Selatan]]. Desa ini termasuk salah satu desa yang berada di [[:ekosistem:kesatuan_hidrologis_gambut|Kesatuan Hidrologis Gambut ]](KHG) Sungai Sugihan-Sungai Lumpur. Desa Rambai memiliki luasan sekitar 84,06 km<sup>2</sup>  dengan jarak 13 km dari ibukota kecamatan. Desa Rambai terdiri dari tiga dusun dengan total penduduk pada tahun 2018 sebanyak 2.735 jiwa. Masyarakat di Desa Rambai banyak bertumpu pada sektor pertanian dengan [[:tumbuhan:karet|]] sebagai komoditi utama. 
 + 
 +Desa Rambai merupakan desa yang menjadi transit kendaraan umum untuk penumpang dan barang yang akan menuju ke beberapa desa lainnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), sehingga aktifitas disana terbilang cukup ramai. Dalam Perda Kabupaten OKI Nomor 9 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten OKI disebutkan bahwa Desa Rambai termasuk kawasan konservasi perairan dan perlindungan ekosistem gambut. Sekitar 88,25% wilayah Desa Rambai (7.199 hektar) berupa lahan gambut dangkal hingga sedang, sehingga ditetapkan sebagai [[.:desa_peduli_gambut|Desa Peduli Gambut]]<sup>1</sup>  pada tahun 2019.
  
 Kebun karet monokultur adalah sistem usaha tani paling banyak dipraktikkan masyarakat di Desa Rambai. Sebanyak 1.112 orang dari penduduk Desa Rambai adalah petani pemilik kebun karet dengan total luasan mencapai 969,25 hektare. Luas kepemilikan per kepala keluarga (KK) rata-rata 2 hektar. Adapun 310 orang lainnya merupakan buruh sadap (BRGM, 2019). Kebun karet merupakan sumber mata pencaharian yang memberikan sumbangan pendapatan terbesar bagi masyarakat yaitu sekitar 39%. Kebun karet monokultur adalah sistem usaha tani paling banyak dipraktikkan masyarakat di Desa Rambai. Sebanyak 1.112 orang dari penduduk Desa Rambai adalah petani pemilik kebun karet dengan total luasan mencapai 969,25 hektare. Luas kepemilikan per kepala keluarga (KK) rata-rata 2 hektar. Adapun 310 orang lainnya merupakan buruh sadap (BRGM, 2019). Kebun karet merupakan sumber mata pencaharian yang memberikan sumbangan pendapatan terbesar bagi masyarakat yaitu sekitar 39%.
  
-Selain berkebun karet, masyarakat juga bertani padi dengan sistem sonor, mencari ikan di sungai dan rawa, mencari kayu gelam dan [[tumbuhan:perepat]]<sup>2</sup>  di lahan gambut, berternak ayam, kambing atau sapi. Sebagian dari lahan rawa bergambut yang ditumbuhi rumput dan semak belukar dimanfaatkan untuk sonor ketika kemarau panjang. Luas lahan yang dimanfaatkan untuk sonor ini mencapai 2.207,99 hektare. Sonor dilakukan pada rawa lebak dengan kedalaman gambut sekitar satu meter. Pada saat kemarau panjang, hasil dari padi sonor ini bisa mencukupi untuk cadangan pangan selama 2-2,5 tahun per KK. Namun, sejak 2017 petani tidak bisa lagi bertanam padi dengan cara sonor karena adanya aturan [[kebijakan:penyiapan_lahan_tanpa_bakar|penyiapan lahan tanpa bakar]]<sup>3</sup>  <sup> </sup>  sehingga mereka harus membeli beras.+Selain berkebun karet, masyarakat juga bertani padi dengan sistem sonor, mencari ikan di sungai dan rawa, mencari kayu gelam dan [[:tumbuhan:perepat|]]<sup>2</sup>  di lahan gambut, berternak ayam, kambing atau sapi. Sebagian dari lahan rawa bergambut yang ditumbuhi rumput dan semak belukar dimanfaatkan untuk sonor ketika kemarau panjang. Luas lahan yang dimanfaatkan untuk sonor ini mencapai 2.207,99 hektare. Sonor dilakukan pada rawa lebak dengan kedalaman gambut sekitar satu meter. Pada saat kemarau panjang, hasil dari padi sonor ini bisa mencukupi untuk cadangan pangan selama 2-2,5 tahun per KK. Namun, sejak 2017 petani tidak bisa lagi bertanam padi dengan cara sonor karena adanya aturan [[:kebijakan:penyiapan_lahan_tanpa_bakar|penyiapan lahan tanpa bakar]]<sup>3</sup>  <sup> </sup>  sehingga mereka harus membeli beras.
  
-Komoditi buah duku juga merupakan salah satu produk buah-buahan utama dari Desa Rambai. Hampir setiap rumah tangga memiliki 3-4 batang pohon duku. Namun, pohon duku umumnya sudah tua karena merupakan peninggalan dari orang tuannya dan tidak dilakukan perawatan. Sebagian masyarakat menjual duku dengan [[sosialekonomi:sistem_ijon|sistem ijon]]<sup>4</sup>  ketika masih muda dan sebagian dijual saat panen menjelang matang.+Komoditi buah duku juga merupakan salah satu produk buah-buahan utama dari Desa Rambai. Hampir setiap rumah tangga memiliki 3-4 batang pohon duku. Namun, pohon duku umumnya sudah tua karena merupakan peninggalan dari orang tuannya dan tidak dilakukan perawatan. Sebagian masyarakat menjual duku dengan [[:sosialekonomi:sistem_ijon|sistem ijon]]<sup>4</sup>  ketika masih muda dan sebagian dijual saat panen menjelang matang.
  
 Seperti di desa sekitarnya, pada saat peremajaan tanaman karet, petani di Desa Rambai menanam karet bersama sayur-sayuran seperti bayam, kangkung, katuk, terong bulat hijau, mentimun, kacang panjang dan tomat kecil. Sayuran ini biasanya ditanam saat usia karet 0-3 tahun. Jenis-jenis tanaman yang ada di kebun karet dalam jumlah kecil perluasan antara lain pinang, duku, durian dan pisang. Karet diusahakan oleh masyarakat di lahan mineral dan gambut dangkal. Seperti di desa sekitarnya, pada saat peremajaan tanaman karet, petani di Desa Rambai menanam karet bersama sayur-sayuran seperti bayam, kangkung, katuk, terong bulat hijau, mentimun, kacang panjang dan tomat kecil. Sayuran ini biasanya ditanam saat usia karet 0-3 tahun. Jenis-jenis tanaman yang ada di kebun karet dalam jumlah kecil perluasan antara lain pinang, duku, durian dan pisang. Karet diusahakan oleh masyarakat di lahan mineral dan gambut dangkal.
Line 28: Line 31:
  
 <sup>3 </sup>  Adi Nugroho, Priyo. 2012. “Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (//Zero Burning//) dalam Peremajaan Tanaman Karet di Perkebunan Komersial”. [[https://media.neliti.com/media/publications/220726-penyiapan-lahan-tanpa-bakar-zero-burning.pdf|220726-penyiapan-lahan-tanpa-bakar-zero-burning.pdf (neliti.com)]]. Diakses 24 Agustus 2022. <sup>3 </sup>  Adi Nugroho, Priyo. 2012. “Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (//Zero Burning//) dalam Peremajaan Tanaman Karet di Perkebunan Komersial”. [[https://media.neliti.com/media/publications/220726-penyiapan-lahan-tanpa-bakar-zero-burning.pdf|220726-penyiapan-lahan-tanpa-bakar-zero-burning.pdf (neliti.com)]]. Diakses 24 Agustus 2022.
 +
 +{{tag>rintisan}}
  
  
  • desagambut/desa_rambai.1666264353.txt.gz
  • Last modified: 2023/01/17 22:52
  • (external edit)