budaya:sonor

Differences

This shows you the differences between two versions of the page.

Link to this comparison view

Both sides previous revision Previous revision
budaya:sonor [2023/02/11 05:21] Yusi Septriandibudaya:sonor [2025/07/30 11:25] (current) – ↷ Links adapted because of a move operation 5.252.227.78
Line 24: Line 24:
 ==== 1. Penyiapan Lahan ==== ==== 1. Penyiapan Lahan ====
  
-Pola yang digunakan untuk budidaya padi sonor di lahan rawa sama dengan perladangan berpindah (//shifting cultivation//) di lahan kering yaitu tebang – tebas – bakar (//slash and burn cultivation//). Perbedaannya pada lahan rawa ditemukan deposit gambut dengan beragam variasi kedalaman. Pada kondisi kering gambut adalah bahan bakar yang akan turut terbakar sampai kedalaman tertentu. Oleh karena itu pembakaran pada lahan rawa gambut terjadi lebih lama dan asap yang dihasilkan lebih banyak daripada lahan kering. Pola ini yang kemudian dikenal dengan istilah bertanam padi sonor. \\ Terdapat 2 cara penyiapan lahan untuk budidaya padi sonor, yaitu: (1) pembakaran langsung tanpa penebasan tumbuhan bawah, (2) pembakaran yang didahului oleh penebasan tumbuhan bawah. Pada cara pertama tumbuhan bawah, semak dan belukar rawa langsung dibakar tanpa penebasan tumbuhan bawah dan sekat bakar sehingga api menyebar tak terkendali melampaui batas kepemilikan lahan. Sedangkan pada cara kedua terlebih dahulu dilakukan penebasan tumbuhan bawah, semak dan belukar rawa. Pada cara kedua hasil tebasan disebar rata pada hamparan lahan sampai kering, kemudian dibakar sehingga sebaran api mudah dikontrol dan areal yang terbakar hanya sebatas areal kepemilikan petani. Kedua cara penyiapan lahan tersebut disajikan pada gambar di bawah. {{  .:gambar_pembakaran_dengan_dan_tanpa_tebas.jpg?nolink&600x432  |gambar_pembakaran_dengan_dan_tanpa_tebas.jpg}}+Pola yang digunakan untuk budidaya padi sonor di lahan rawa sama dengan perladangan berpindah (//shifting cultivation//) di lahan kering yaitu tebang – tebas – bakar (//slash and burn cultivation//). Perbedaannya pada lahan rawa ditemukan deposit gambut dengan beragam variasi kedalaman. Pada kondisi kering gambut adalah bahan bakar yang akan turut terbakar sampai kedalaman tertentu. Oleh karena itu pembakaran pada lahan rawa gambut terjadi lebih lama dan asap yang dihasilkan lebih banyak daripada lahan kering. Pola ini yang kemudian dikenal dengan istilah bertanam padi sonor. \\ Terdapat 2 cara penyiapan lahan untuk budidaya padi sonor, yaitu: (1) pembakaran langsung tanpa penebasan tumbuhan bawah, (2) pembakaran yang didahului oleh penebasan tumbuhan bawah. Pada cara pertama tumbuhan bawah, semak dan belukar rawa langsung dibakar tanpa penebasan tumbuhan bawah dan sekat bakar sehingga api menyebar tak terkendali melampaui batas kepemilikan lahan. Sedangkan pada cara kedua terlebih dahulu dilakukan penebasan tumbuhan bawah, semak dan belukar rawa. Pada cara kedua hasil tebasan disebar rata pada hamparan lahan sampai kering, kemudian dibakar sehingga sebaran api mudah dikontrol dan areal yang terbakar hanya sebatas areal kepemilikan petani. Kedua cara penyiapan lahan tersebut disajikan pada gambar di bawah. {{  penghidupan:gambar_pembakaran_dengan_dan_tanpa_tebas.jpg?nolink&600x432  |gambar_pembakaran_dengan_dan_tanpa_tebas.jpg}}
  
-Pada areal bekas pembakaran terbentuk campuran bahan organik yang terbakar tidak sempurna berupa campuran arang dan kayu dan hasil pembakaran sempurna berupa abu. Pada lahan gambut, abu selain dihasilkan dari tumbuhan bawah, semak dan belukar juga dihasilkan dari gambut yang terbakar. Makin tebal abu yang dihasilkan makin subur areal pertanamannya. Abu tebal didapat jika terjadi kemarau panjang. Pada kasus muka air tanah \\ < 30 cm biasanya pembakaran hanya terjadi pada lapisan serasah hasil tebasan, tidak sampai membakar lapisan gambutnya karena kadar air gambut masih tinggi yang akan menghambat penjalaran api ke bawah lapisan gambut seperti gambar berikut: {{  .:produk_pembakaran.jpg?nolink&600  |produk_pembakaran.jpg}}+Pada areal bekas pembakaran terbentuk campuran bahan organik yang terbakar tidak sempurna berupa campuran arang dan kayu dan hasil pembakaran sempurna berupa abu. Pada lahan gambut, abu selain dihasilkan dari tumbuhan bawah, semak dan belukar juga dihasilkan dari gambut yang terbakar. Makin tebal abu yang dihasilkan makin subur areal pertanamannya. Abu tebal didapat jika terjadi kemarau panjang. Pada kasus muka air tanah \\ < 30 cm biasanya pembakaran hanya terjadi pada lapisan serasah hasil tebasan, tidak sampai membakar lapisan gambutnya karena kadar air gambut masih tinggi yang akan menghambat penjalaran api ke bawah lapisan gambut seperti gambar berikut: {{  penghidupan:produk_pembakaran.jpg?nolink&600  |produk_pembakaran.jpg}}
  
 ==== 2. Penanaman ==== ==== 2. Penanaman ====
  
-Penanaman dilakukan dengan cara yang sangat sederhana. Benih padi ditebar merata pada hamparan areal yang telah dibakar/terbakar. Cara penanaman seperti ini sangat menghemat tenaga kerja hanya 1 HOK per hektar lahan. Benih padi yang dibutuhkan berkisar antara 30 – 40 kg/ha. Jenis padi yang digunakan adalah padi lokal yang adaptif pada lahan rawa gambut, seperti padi varietas Ciliwung dan Serang yang memiliki daur sekitar 4 bulan. Padi mulai berkecambah antara 1 - 2 minggu setelah penebaran. Kecepatan tumbuh benih padi tergantung dari ketersediaan air. Penebaran benih yang tepat dilakukan pada awal musim hujan dan hujan sudah mulai turun merata. Proses penebaran benih padi disajikan pada gambar berikut: {{  .:penebaran_benih_padi.jpg?nolink&600  |penebaran_benih_padi.jpg}}+Penanaman dilakukan dengan cara yang sangat sederhana. Benih padi ditebar merata pada hamparan areal yang telah dibakar/terbakar. Cara penanaman seperti ini sangat menghemat tenaga kerja hanya 1 HOK per hektar lahan. Benih padi yang dibutuhkan berkisar antara 30 – 40 kg/ha. Jenis padi yang digunakan adalah padi lokal yang adaptif pada lahan rawa gambut, seperti padi varietas Ciliwung dan Serang yang memiliki daur sekitar 4 bulan. Padi mulai berkecambah antara 1 - 2 minggu setelah penebaran. Kecepatan tumbuh benih padi tergantung dari ketersediaan air. Penebaran benih yang tepat dilakukan pada awal musim hujan dan hujan sudah mulai turun merata. Proses penebaran benih padi disajikan pada gambar berikut: {{  penghidupan:penebaran_benih_padi.jpg?nolink&600  |penebaran_benih_padi.jpg}}
  
-Hasil analisis sifat-sifat kimia tanah gambut pada areal padi sonor disajikan pada tabel berikut: {{  .:tabel_hasil_analisis_sifat-sifat_kimia_tanah_gambut_.jpg?nolink&600  |tabel_hasil_analisis_sifat-sifat_kimia_tanah_gambut_.jpg}}+Hasil analisis sifat-sifat kimia tanah gambut pada areal padi sonor disajikan pada tabel berikut: {{  penghidupan:tabel_hasil_analisis_sifat-sifat_kimia_tanah_gambut_.jpg?nolink&600  |tabel_hasil_analisis_sifat-sifat_kimia_tanah_gambut_.jpg}}
  
 Dari tabel tersebut tampak bahwa kesuburan tanah gambut pada areal padi sonor terutama ditopang oleh potensi dan ketersediaan unsur hara nitrogen dan fosfor dan kapasitas tukar kation (CEC) yang sangat tinggi, sedangkan unsur-unsur basa (K, Na, Ca, Mg) berada pada kisaran sedang sampai sangat rendah. Pembatas pertumbuhan padi juga disumbang oleh reaksi tanah yang sangat masam seperti ditunjukkan oleh nilai pH < 3,5. Dari tabel tersebut tampak bahwa kesuburan tanah gambut pada areal padi sonor terutama ditopang oleh potensi dan ketersediaan unsur hara nitrogen dan fosfor dan kapasitas tukar kation (CEC) yang sangat tinggi, sedangkan unsur-unsur basa (K, Na, Ca, Mg) berada pada kisaran sedang sampai sangat rendah. Pembatas pertumbuhan padi juga disumbang oleh reaksi tanah yang sangat masam seperti ditunjukkan oleh nilai pH < 3,5.
Line 38: Line 38:
 ==== 3. Pemeliharaan ==== ==== 3. Pemeliharaan ====
  
-Pemeliharaan juga dilakukan sangat sederhana, hampir tidak ada input biaya tunai. Benih padi yang terhampar di permukaan lahan rawan dimakan oleh burung dan tikus. Untuk menghindari serangan hama burung petani memasang jaring pada bagian lahan yang rawan serangan serta pemasangan pagar keliling dari kayu gelam (Melaleuca sp.) yang tersedia di sekitar areal untuk mencegah masuknya dan menghambat pergerakan hama babi hutan dan ternak kerbau rawa. Kegiatan rutin berupa penjagaan tanaman padi dengan cara petani membangun pondok sementara dari bahan kayu dan atap daun rumbia. Pemupukan, pembersihan gulma dan pengendalian hama penyakit secara kimia tidak \\  \\ dilakukan karena pertumbuhan padi hanya mengandalkan kesuburan alami tanah. Kondisi padi sonor pada umur 2,5 bulan setelah tebar benih disajikan pada gambar berikut: {{  .:padi_sonor.jpg?nolink&600  |padi_sonor.jpg}}+Pemeliharaan juga dilakukan sangat sederhana, hampir tidak ada input biaya tunai. Benih padi yang terhampar di permukaan lahan rawan dimakan oleh burung dan tikus. Untuk menghindari serangan hama burung petani memasang jaring pada bagian lahan yang rawan serangan serta pemasangan pagar keliling dari kayu gelam (Melaleuca sp.) yang tersedia di sekitar areal untuk mencegah masuknya dan menghambat pergerakan hama babi hutan dan ternak kerbau rawa. Kegiatan rutin berupa penjagaan tanaman padi dengan cara petani membangun pondok sementara dari bahan kayu dan atap daun rumbia. Pemupukan, pembersihan gulma dan pengendalian hama penyakit secara kimia tidak \\  \\ dilakukan karena pertumbuhan padi hanya mengandalkan kesuburan alami tanah. Kondisi padi sonor pada umur 2,5 bulan setelah tebar benih disajikan pada gambar berikut: {{  penghidupan:padi_sonor.jpg?nolink&600  |padi_sonor.jpg}}
  
 =====   ===== =====   =====
Line 48: Line 48:
 {{  https://wikigambut.id/lib/plugins/ckgedit/fckeditor/userfiles/image/penghidupan/perubahanarealpadisonor.jpg?nolink&600x450  |perubahanarealpadisonor.jpg}} {{  https://wikigambut.id/lib/plugins/ckgedit/fckeditor/userfiles/image/penghidupan/perubahanarealpadisonor.jpg?nolink&600x450  |perubahanarealpadisonor.jpg}}
  
-Panen dilakukan secara manual dengan cara memotong malai padi satu demi satu menggunakan pisau khusus yang disebut ani-ani atau ketam. Untuk memanen 1 hektar diperlukan tenaga kerja sebanyak 5 orang selama 7 hari. Kondisi padi sonor umur 3,5 bulan menjelang panen disajikan pada gambar berikut : {{  .:padisonor35bulan.jpg?nolink&600  |padisonor35bulan.jpg}}+Panen dilakukan secara manual dengan cara memotong malai padi satu demi satu menggunakan pisau khusus yang disebut ani-ani atau ketam. Untuk memanen 1 hektar diperlukan tenaga kerja sebanyak 5 orang selama 7 hari. Kondisi padi sonor umur 3,5 bulan menjelang panen disajikan pada gambar berikut : {{  penghidupan:padisonor35bulan.jpg?nolink&600  |padisonor35bulan.jpg}}
  
 ==== 5. Produksi ==== ==== 5. Produksi ====
Line 68: Line 68:
 ===== Modifikasi Budaya Padi Sonor ===== ===== Modifikasi Budaya Padi Sonor =====
  
-Pasca kebakaran besar hutan dan lahan pada tahun 1997 akibat kemarau panjang di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan regulasi penyiapan lahan tanpa bakar. Regulasi tersebut makin diperkeras setelah kejadian kebakaran besar hutan dan lahan terulang di tahun 2015. Pemerintah mulai melarang seluruh aktivitas penggunaan dan penyiapan lahan yang dilakukan dengan cara pembakaran. Adanya regulasi tersebut membawa implikasi perlunya mencari bentuk modifikasi untuk budidaya padi sonor. Untuk tujuan tersebut perlu diperkenalkan budidaya padi pada lahan rawa tanpa bakar dengan pola agroforestri. Pola agroforestri memberi peluang untuk diversifikasi komoditas yang dibudidayakan. Pada lahan rawa gambut yang melimpah sumberdaya airnya, pola agroforestry dapat dipadukan dengan budidaya perikanan, sehingga akan dapat diperoleh pola budidaya Agrosilvofishery. Penataan ruang dan jarak tanamnya perlu diatur agar pemanfaatan ruang dapat dilakukan secara maksimal dengan prinsip pemanfaatan ruang penuh (//fully space utilization//) seperti disajikan pada gambar berikut: {{  .:penataan_ruang_dan_jarak_tanam_untuk_modifikasi_budidaya_padi_sonor.png?nolink&600  }}+Pasca kebakaran besar hutan dan lahan pada tahun 1997 akibat kemarau panjang di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan regulasi penyiapan lahan tanpa bakar. Regulasi tersebut makin diperkeras setelah kejadian kebakaran besar hutan dan lahan terulang di tahun 2015. Pemerintah mulai melarang seluruh aktivitas penggunaan dan penyiapan lahan yang dilakukan dengan cara pembakaran. Adanya regulasi tersebut membawa implikasi perlunya mencari bentuk modifikasi untuk budidaya padi sonor. Untuk tujuan tersebut perlu diperkenalkan budidaya padi pada lahan rawa tanpa bakar dengan pola agroforestri. Pola agroforestri memberi peluang untuk diversifikasi komoditas yang dibudidayakan. Pada lahan rawa gambut yang melimpah sumberdaya airnya, pola agroforestry dapat dipadukan dengan budidaya perikanan, sehingga akan dapat diperoleh pola budidaya Agrosilvofishery. Penataan ruang dan jarak tanamnya perlu diatur agar pemanfaatan ruang dapat dilakukan secara maksimal dengan prinsip pemanfaatan ruang penuh (//fully space utilization//) seperti disajikan pada gambar berikut: {{  penghidupan:penataan_ruang_dan_jarak_tanam_untuk_modifikasi_budidaya_padi_sonor.png?nolink&600  }}
  
-Baik padi, ikan maupun tanaman tahunan adalah sumber pendapatan petani jangka pendek dan jangka panjang. Pola campuran tanaman semusim dan tahunan diharapkan akan dapat memutus siklus pembakaran lahan seperti yang dilakukan dalam budidaya padi sonor. Petani tidak akan membakar kembali lahannya akibat adanya tanaman tahunan yang merupakan aset dan sumber pendapatannya. Bentuk modifikasi budidaya padi sonor mulai dipraktekkan di Kabupaten OKI seperti disajikan pada gambar berikut: {{  .:modifikasi_budaya_padi_sonor_berbasis_agroforestri.jpg?nolink&600  |modifikasi_budaya_padi_sonor_berbasis_agroforestri.jpg}}+Baik padi, ikan maupun tanaman tahunan adalah sumber pendapatan petani jangka pendek dan jangka panjang. Pola campuran tanaman semusim dan tahunan diharapkan akan dapat memutus siklus pembakaran lahan seperti yang dilakukan dalam budidaya padi sonor. Petani tidak akan membakar kembali lahannya akibat adanya tanaman tahunan yang merupakan aset dan sumber pendapatannya. Bentuk modifikasi budidaya padi sonor mulai dipraktekkan di Kabupaten OKI seperti disajikan pada gambar berikut: {{  penghidupan:modifikasi_budaya_padi_sonor_berbasis_agroforestri.jpg?nolink&600  |modifikasi_budaya_padi_sonor_berbasis_agroforestri.jpg}}
  
 Dalam budidaya padi sonor yang dimodifikasi tanpa pembakaran lahan, implikasi yang muncul adalah perlunya input herbisida untuk mematikan gulma dan input dolomit [Ca,Mg(CO3)2] sebagai pengganti abu pada lahan yang tidak dibakar. Selain untuk meningkatkan pH tanah, dolomit juga merupakan penyuplai hara makro Ca dan Mg yang diperlukan untuk pertumbuhan padi. Pemupukan NPK dalam bentuk majemuk maupun tunggal dengan dosis rendah dan terkendali juga diperlukan untuk memacu pertumbuhan awal tanaman semusim dan tanaman tahunan. Dalam budidaya padi sonor yang dimodifikasi tanpa pembakaran lahan, implikasi yang muncul adalah perlunya input herbisida untuk mematikan gulma dan input dolomit [Ca,Mg(CO3)2] sebagai pengganti abu pada lahan yang tidak dibakar. Selain untuk meningkatkan pH tanah, dolomit juga merupakan penyuplai hara makro Ca dan Mg yang diperlukan untuk pertumbuhan padi. Pemupukan NPK dalam bentuk majemuk maupun tunggal dengan dosis rendah dan terkendali juga diperlukan untuk memacu pertumbuhan awal tanaman semusim dan tanaman tahunan.
  
  
  • budaya/sonor.txt
  • Last modified: 2025/07/30 11:25
  • by 5.252.227.78